KISAH Siti Nuraida - Gadis 16 Tahun Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reot, Ibu Meninggal Ayah Kawin Lagi
Sejak kecil, Siti harus menerima kenyataan lantaran sang ibu meninggal dunia. Sementara sang ayah menikah lagi dan tak ada kabar.
Keluarga Aida pernah menawarkan Aida untuk tinggal di rumah mereka. Namun, Aida memilih tinggal di rumahnya yang reyot itu karena merasa nyaman di rumah sendiri.
Kini, besar harapan Aida mendapat bantuan dari pemerintah daerah setempat untuk perbaikan rumahnya.
Air hujan masuk masuk ke dalam rumah ke dalam rumah karena genting bocor menjadi hal biasa terjadi di rumah Aida.
Namun, ia kerap waswas dengan keselamatan dirinya dan keponakan atas kondisi rumah yang ditempati ini.
"Harapannya sih bisa dibongkar, karena takut tinggal di sini dalam keadaan ini. Apalagi kalau hujan kencang terkadang takut saja," ucapnya.
Baca juga: Ada Apa dengan Fruit Tea Blackcurrant? Kenapa Fruit Tea Viral? Minuman Fruit Tea Dikaitkan Ciuman
Sementara itu, Kepala Desa Cimanggu, Suwardi mengatakan pihaknya telah mengajukan proposal permintaan bantuan ke Pemerintah Kabupaten Pandeglang untuk perbaikan rumah Aida selama lima tahun berturut-turut.
Sebab, tempat tinggal yang ditempati Aida sudah sejak lama masuk kategori rumah tidak layak huni (RTLH).
Namun, hingga kini pengajuan tersebut tidak membuahkan hasil.
"Jadi, rumah ini sebenarnya sudah tidak layak pakai, sudah diajukan beberapa kali ke dinas, tetapi tidak pernah digubris. Jadi, hingga saat ini belum terealisasikan," ujar Suwardi.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kisah Remaja 16 Tahun Hidup Sendirian di Rumah Reot, Ibu Meninggal, Ayah Pergi dan Nikah Lagi