Kapan Sidang Isbat Penetapan 1 Ramadhan 2021?

Sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1442 H dijadwalkan pada 11 Mei 2021 M, dan sidang isbat penentuan awal Zulhijjah pada  10 Juli 2021.

Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ANESH VIDUKA
ILUSTRASI Memantau hilal. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kementerian Agama akan menggelar sidang Isbat penentuan awal Ramadhan 2021 atau 1422 Hijriah, pada hari Senin 12 April 2021.

Sidang Isbat adalah sidang untuk penyuguhan, penetapan dan penentuan dalil syar'i di hadapan hakim dalam suatu majelis untuk menetapkan suatu kebenaran atau peristiwa yang terjadi.

Dalam hal awal Ramadhan, Sidang Isbat yang dimaksud adalah sidang untuk menetapkan awal Ramadhan.

Hasil sidang isbat ini akan menentukan kapan ibadah puasa akan dimulai.

Seperti diketahui, Kementerian Agama membentuk sebuah badan yaitu Badan Hisab Rukyat sejak 1972.

Badan ini terdiri dari para ulama, umaroh, dan ahli-ahli astronomi.

Kamaruddin menjelaskan, hisab artinya menghitung, sedangkan rukyat artinya memantau.

Baca juga: Ramadhan 2021: Ini Doa Menyambut Bulan Ramadhan yang Dibaca Rasulullah SAW Lengkap dengan Dalilnya

Seperti namanya, BHR bertugas melakukan hisab dan rukyatul hilal untuk menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah.

Kajian BHR akan dijadikan bahan pertimbangan dalam penetapan saat sidang isbat berlangsung.

Sidang isbat untuk menentukan awal Syawal 1442 H dijadwalkan pada 11 Mei 2021 M, dan sidang isbat penentuan awal Zulhijjah pada  10 Juli 2021.

Metode hisab dan rukyat

Dalam menentukan awal Ramadhan, ada dua metode yang digunakan yaitu hisab dan rukyat.

Apa itu rukyat?

Rukyatul hilal adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan pada Kalender Hijriah.

Sebelum melakukan pemantauan, Kemenag akan bekerja sama dengan ormas dan para pakar untuk melakukan perhitungan-perhitungan soal ketinggian hilal.

Penghitungan itu dilakukan untuk menghindari terjadinya 'salah lihat'.

Jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, maka kemungkinan objek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau objek lainnya.

Hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.

Jika angkanya di bawah itu, artinya belum rukyat. Lalu, metode kedua adalah hisab.

Apa itu hisab?

Hisab merupakan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.

Di Indonesia, ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan dan sudah menggunakan metode kontemporer.

Kemenag menggunakan data ephemeris hisab rukyat.

Meski ada beberapa metode hisab rukyat, biasanya hasilnya sama.

Baik metode hisab maupun rukyat, keduanya merupakan sebuah cara untuk menentukan awal bulan. Kedua metode itu saling mendukung.

Persiapan Nabi Muhammad SAW Jelang Ramadhan

Menurut Ustadz Adi Hidayat, ada banyak hadis yang menyebutkan berbagai kegiatan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW menyambut bulan Ramadhan.

Amalan-amalan ini dikerjakan dengan tujuan untuk melatih diri agar dapat dimaksimalkan di bulan penuh berkah nanti.

Berikut merupakan tiga amalan utama yang dikerjakan Rasulullah SAW sebelum memasuki bulan Ramadhan seperti dijelaskan Ustadz Adi Hidayat.

Baca juga: Apakah Suntik Vaksin Covid-19 di Bulan Ramadhan Membatalkan Puasa?

Baca juga: Doa Menyambut Ramadan Sesuai Sunnah Rasulullah SAW dari Hadits Riwayat Imam Tirmidzi

Meningkatkan kuantitas dan kualitas Shalat

Amalan pertama yang dilakukan Nabi Muhammad SAW sebelum memasuki bulan Ramadhan adalah meningkatkan kuantitas (jumlah) dan kualitas shalat.

Yang dimaksud dengan meningkatkan jumlah shalat ialah menambah jenis shalat yang dilakukan di samping mengerjakan shalat fardhu 5 waktu.

Yaitu dengan mengerjakan shalat-shalat sunnah baik siang dan malam.

Misalnya, berlatih mengerjakan tahajud, shalat Dhuha, shalat sunnah rawatib atau shalat-shalat sunah lainnya.

Tujuannya untuk membiasakan diri agar dapat konsisten mengerjakan amalan tersebut di bulan Ramadhan.

Terutama pengerjaan shalat sunnah pada malam hari agar mampu menunaikan ibadah shalat tarawih secara penuh di tiap malamnya.

Baca juga: Apakah Suntik Vaksin Covid-19 di Bulan Ramadhan Membatalkan Puasa?

Baca juga: Doa Menyambut Ramadan Sesuai Sunnah Rasulullah SAW dari Hadits Riwayat Imam Tirmidzi

Berinteraksi dengan Alquran

Ustadz Adi Hidayat menyampaikan amalan kedua yang dilakukan oleh Rasulullah sebelum memasuki bulan Ramadhan adalah berinteraksi dengan Alquran.

Yaitu dengan memperbanyak bacaan, memahami makna yang dikandung, dan menghafal ayat-ayatnya.

Sebagaimana diketahui, salah satu keistimewaan pada bulan Ramadhan karena pada bulan inilah kitab suci umat Islam, Alquran diturunkan.

Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW selalu memperbanyak berinteraksi dengan Alquran di setiap memasuki bulan Ramadhan.

Memperbanyak Sedekah

Amalan sedekah pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT.

“Kata Ibnu Abbas ra, tidak ada kegiatan Nabi Muhammad SAW yang lebih maksimal di bulan ramdahan, kecuali memperbanyak sedekahnya,” kata Ustad Adi Hidayat dalam ceramahnya.

“Sedekahnya nabi saking luar biasa indahnya, seperti mengalahkan angin yang bertiup sepoi-sepoi. Disampaikan dalam keadaan lembut, diterima dalam keadaan tenang, dibagikan dalam keadaan nyaman,” sambungnya.

Karena itu, perlu membiasakan diri untuk membiasakan diri menanamkan amalan ini sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Sehingga pada bulan ramadhan nanti mampu memperbanyak sedekah agar mendapatkan pahala yang 10 kali lipat lebih banyak dari hari biasa.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadhan 1422 H Digelar pada 12 April 2021"
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved