KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 4 Halaman 159 160 161 162 166 167 168 169 Bangga Daerah Tempat Tinggalku

Berikut ini adalah kunci jawaban Buku Tematik Tema 8 Kelas 4 SD Subtema 3 pembelajaran 5 halaman  159, 160, 161, 162, 163, 164, 165, 166, 167, 168

Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
Buku Tematik terpadu kurikulum 2013
KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 4 Halaman 159 160 161 162 163 166 167 168 169 Subtema 3 Tempat Tinggalku. 

Ayo Berdiskusi

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Jelaskan yang dimaksud tokoh antagonis!
2. Jelaskan yang dimaksud tokoh utama!
3. Jelaskan yang dimaksud tokoh pembantu atau tambahan!
4. Apakah lawan sikap antagonis?
5. Jelaskan yang dimaksud sikap lawan antagonis!

Jawaban:
1.  Tokoh antagonis adalah tokoh yang bersifat jahat dalam cerita.
2. Tokoh utama adalah tokoh yang memiliki peran penting dalam cerita, ditampilkan terus- menerus dan mendominasi cerita.
3. Tokoh pembantu atau tambahan adalah tokoh yang dimunculkan sekali atau beberapa kali saja. Tokoh ini biasanya untuk menghidupkan cerita atau sekedar pemanis cerita.
4. Lawan sifat antagonis adalah sifat protagonis.
5. Sifat lawan antagonis adalah protagonis. Sifat protagonis adalah sifat baik hati.

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 4 Halaman 13 14 17 18 19 20 21 Subtema 1 Pembelajaran 2 Tempat Tinggalku

Baca juga: KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 4 Halaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Subtema 1 Pembelajaran 1 Tempat Tinggalku

>>> Halaman 163 - 165

Ayo Membaca

Bacalah Cerita berikut.

Kendi Emas dan Ular

Alkisah hiduplah sepasang suami istri yang sangat sederhana. Keduanya sangat merindukan anak, tetapi Tuhan mentakdirkan mereka tidak memiliki anak. Secara ekonomi, kedua petani sederhana itu jauh dari layak, sangat miskin sekali. Namun, semangat untuk bekerja mereka luar biasa. “Ya Tuhan, turunkan kepada kami rezeki dari langit. Kami ingin hidup layak” pinta Pak Petani dengan nada berharap.

Setelah berdoa di rumah, ia pun bergegas ke ladang. Walau ladang orang lain, ia tetap bekerja
sepenuh hati demi bertahan hidup. Sang istri kadang ke sawah membantu, dan kadang di rumah. “Apa itu, kok ada benda jatuh dari langit ?” Pak petani itu kaget karena melihat sebuah benda jatuh ke sawah, tak jauh dari posisinya mencangkul. Karena penasaran, ia melihat sekeliling dan memastikan bahwa itu bukan perbuatan orang lain.

“Benda apa ya? Kok aneh, tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba ada benda jatuh”. Ia pun memeriksa benda itu yang ternyata jatuh di antara padi di sawah. Ternyata benda itu sebuah kendi. Kendi itu tidak pecah karena jatuh dilumpur sawah. Pak Petani berusaha memeriksa isi kendi.

“Ya Tuhan! Ternyata didalamnya ada logam emas !!! “ pekik Petani itu kaget bukan kepalang. Ia mengintip dari lubang kendi dan memang benar ada beberapa keping logam emas murni. Hati nuraninya bertempur, antara diambil atau dibiarkan saja. “Ini kan ladang majikanku, apapun
yang ada di ladangnya adalah miliknya, aku tak akan mencuri sesuatu yang bukan hakku” ujar Petani itu sambil memegang kendi tanah liat yang berisi emas koin murni. Pak petani berhati baik. Ia tidak mengambil kendi yang berisi koin emas itu.Pak petani lalu membiarkan kendi pada posisi semula, di pojok sawah. Ia pun melanjutkan pekerjaannya, bercocok tanam di sawah itu.

Ketika sampai di rumah, Pak Petani menceritakan pengalaman anehnya saat berada di sawah. Istriya sangat terkejut dan agak marah karena menilai suaminya itu manusia terbodoh di dunia. “Kenapa Bapak tak ambil saja kendi berisi koin emas itu?” “Jangan Bu, itu bukan hak kita. Segala sesuatu yang berada di tempat orang lain, apapun alasannya, tidak boleh kita ambil. Itu bukan milik kita” nasihat suaminya yang memang sangat jujur dan taat pada ajaran agama.

Diam-diam, ada seorang ibu yang kebetulan mendengar percakapan petani itu dari balik dinding rumah, dan sang ibu itu sangat tertarik untuk mengambil kendi di sawah itu. Karena sudah malam, ia mengajak suaminya untuk ke sawah, tempat biasanya pak petani itu bekerja.

“Ayo Pak, kita cari kendi berisi koin emas itu, pasti masih ada di ladang, mumpung belum banyak orang tahu. Kan kita bisa langsung kaya Pak”.

“Iya juga ya, ayo ayo, mumpung bulan purnama, pasti tak terlalu gelap di sawah. Bapak bawa senter juga” ujarnya sambil bernafsu untuk mengambil kendi itu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved