KHAZANAH ISLAM

BACAAN Doa Buka Puasa Nisfu Syaban dan Bagaimana Hukum Lupa Membaca Niat Puasa Syaban, Sah Tidak?

Puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah untuk mendapatkan keutamaan hari pengampunan yang diperingati 15 Syaban.

Penulis: Rizky Zulham | Editor: Rizky Zulham
NET/ISTIMEWA
BACAAN Doa Buka Puasa Nisfu Syaban dan Bagaimana Hukum Jika Lupa Membaca Niat Puasa Syaban Hari Ini 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Umat Muslim tengah menjalankan ibadah puasa sunnah Nisfu Syaban 1442 Hijriyah hari ini Senin 29 Maret 2021.

Bagaimana jika lupa baca niat puasa Nisyu Syaban?

Apakah puasa Nisfu Syaban yang dijalani tetap sah?

Bagi umat Muslim yang ingin melaksanakan puasa Nisfu Syaban, boleh baca niat Puasa Nisfu Syaban pagi atau siang hari.

Diketahui Puasa Nisfu Syaban adalah puasa sunnah untuk mendapatkan keutamaan hari pengampunan yang diperingati 15 Syaban.

Anjuran Puasa Nisfu Syaban melihat hadist berikut.

Baca juga: Apakah Puasa Nisfu Sya ban Wajib ? Hukum Puasa Nisfu Syaban di Hari Senin dan Niat Lengkap Amalan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه فِي السُّنَنِ وَالْبَيْهَقِيُّ فِي شُعَبِ الْإِيْمَانِ)

“Apabila tiba malam nisfu Sya’ban, maka hidupkan malamnya dan berpuasalah di siang harinya” (HR Ibnu Majah pada as-Sunan dan al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman).

Namun menurut Ustadz Abdul Somad hadist tersebut adalah hadist dhaif atau lemah.

Ustadz Abdul Somad menjelaskan dalam video ceramahnya, hadis tentang puasa di siang hari saat Nisfu Syaban adalah daif atau lemah, tetapi boleh saja kita lakukan jika ingin berpuasa.

"Kalau mau, silakan saja, apalagi jika untuk kebaikan bersama, tetapi hadisnya lemah.

Hadis puasa di bulan Syaban yang kuat adalah berpuasa di bulan-bulan haram atau mulia, yaitu Zulhijjah, Zulkaidah, Rajab dan Syaban, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya di malam Nisfu (Nisfu Syaban).

Jadi, ini hadisnya umum bulannya, tak khusus dijelaskan harus di saat Nisfu Syaban, tetapi di bulan-bulan haram," jelas UAS.

Anjuran puasa di Bulan Syaban juga diperkuat hadist shahih berikut:

"Dari Aisyah r.a ia berkata, aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melaksanakan puasa sebulan penuh kecuali Bulan Ramadhan (puasa wajib), dan aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW memperbanyak puasa sunnah kecuali pada Bulan Sya'ban" (HR. Bukhari Muslim).

Boleh baca niat pagi dan siang hari

Diketahui wajib hukumnya membaca niat puasa, sebelum melaksanakan puasa.

Saat melaksanakan puasa Ramadhan, puasa Qadha, wajib hukumnya membaca niat puasa sebelum waktu fajar.

Namun untuk puasa sunnah, diperbolehkan membaca niatnya di pagi hari atau siang hari, dengan catatan dan syarat tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sampai waktu tersebut.

Seperti makan, minum, bersetubuh atau berhubungan suami istri, atau muntah dengan sengaja, merokok, haid/nifas, memasukkan benda ke dalam tubuh secara sengaja, mengeluarkan air mani secara sengaja dan murtad atau keluar dari Islam, merokok.

“Dari Aisyah, ummul mukminin RA, ia bercerita, ‘Suatu hari Nabi Muhammad SAW menemuiku.

Ia berkata, ‘Apakah kamu memiliki sesuatu (yang dapat kumakan)?’ Kami jawab, ‘Tidak.’ ‘Kalau begitu aku puasa saja,’ kata Nabi.

Tetapi pada hari lain, Rasul pernah menemui kami.

Kami katakan kepadanya, ‘Ya rasul, kami memiliki hais, makanan terbuat dari kurma dan tepung, yang dihadiahkan oleh orang.’
‘Perlihatkan kepadaku meski aku sejak pagi berpuasa,’ kata Nabi. Ia lalu memakannya,’” (HR Muslim).

Dijelaskan dalam hadist, awalnya Nabi Muhammad SAW tidak berniat puasa, namun karena dihadapkan pada kondisi keterbatasan, maka Nabi Muhammad memilih berpuasa.

Baca juga: Berapa Hari Puasa Nisfu Syaban? Beda Niat Puasa Malam Nisfu Syaban dan Niat Puasa Nisfu Syaban Siang

Niat Puasa Syaban

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ شَعْبَانَ لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnati Sya'bana lillâhi ta'âlâ

Aku berniat puasa sunah Syaban esok hari karena Allah ta'ala.

Bagaimana jika masih memiliki utang puasa Ramadhan?

Maka wajib hukumnya mengganti Utang Puasa Ramadhan dengan Puasa Qadha Ramadhan.

Membaca niat Puasa Qadha Ramadhan harus dilakukan sebelum fajar, karena merupakan Puasa Wajib.

Boleh menggabungkan Puasa Qadha Ramadhan dengan Puasa Sunnah.

Seperti yang dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya berjudul "Bolehkah Puasa Sunnah Muharram Tetapi Masih Punya Utang Puasa Wajib" di Youtube pada 7 September 2019.

Buya Yahya menyampaikan boleh melaksanakan puasa qadha di hari puasa sunnah.

Namun niat puasa qadha tetap dilafalkan, tanpa perlu menyebutkan niat puasa sunnah.

Dengan begitu umat Islam mendapat dua pahala sekaligus.

Pertama, karena mengganti puasa yang ditinggalkan, kedua mendapatkan pahala puasa sunnah.

Namun sekali lagi, bacaan niat Puasa Qadha tersebut harus dilakukan pada waktu sebelum fajar.

Niat Puasa Qadha

Puasa Qadha Ramadhan adalah puasa wajib untuk mengganti Puasa Ramadhan yang ditinggalkan.

Misalnya karena haid, sakit atau karena perjalanan panjang, dan halangan lainnya.

Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa

Artinya :

"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".

Doa Berbuka Puasa

doa buka puasa ada dua bacaan, dan bisa dipilih mana yang mudah untuk dihafalkan.

Berikut ini doa buka puasa beserta tulisan latin dan artinya:

Doa Berbuka Puasa 1

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.

Doa Berbuka Puasa 2

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Allahumma laka shumtu wa'ala rizqika afthortu dzahaba-dh-dhama'u wabtalatil 'uruqu wa tsabatal ujru insya-Allah ta'ala

Artinya: Ya Allah, untuk-Mu lah aku berpuasa, atas rezeki-Mu lah aku berbuka. Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insya Allah.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved