Pemkab Ketapang Terus Berupaya Turunkan Angka Stunting
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Ketapang Martin Rantan yang diwakili Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Ketapang, Heronimus Tanam.
Penulis: Nur Imam Satria | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ketapang menyelenggarakan rembuk stunting konservergensi gizi spesifik dan gizi sensitif dalam upaya percepatan penurunan kasus stunting, Senin 22 Maret 2021.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Bupati Ketapang Martin Rantan yang diwakili Asisten Bidang Administrasi Umum Setda Ketapang, Heronimus Tanam.
Dalam sambutannya, Heronimus Tanam mangatakan bahwa stunting masih menjadi salah satu masalah kesehatan di Ketapang.
Penanganannya merupakan tanggungjawab semua pihak, utamanya OPD teknis di sektor kesehatan.
Baca juga: Pj Sekda Ketapang Buka Sosialisasi Pemuktahiran Data IDM, Targetkan 37 Desa Mandiri Hingga 2021
"Terhadap intervensi gizi spesifik yaitu sektor kesehatan dan seluruh OPD seperti Dinas Pendidikan, Dinas Sosial, Dinas PUTR, swasta bahkan masyarakat," kata Tanam membacakan sambutan Bupati.
Menyangkut pelaksanaan sosialisasi, dilakukan guna menindaklanjuti arahan Presiden RI, Ir H Joko Widodo dalam pidato kenegaraannya terkait visi arah pembangunan tahun 2019-2024.
Presiden, kata Tanam, telah menginstruksikan agar seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota, Camat hingga Kepala Desa menyatukan langkah dan komitmen untuk menurunkan angka stunting.
"Ini menunjukkan perhatian pemerintah pusat sangat besar terhadap stunting. Hal itu sejalan dengan visi Bupati dan Wakil Bupati yakni melanjutkan Ketapang maju menuju masyarakat sejahtera," ujarnya.
Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, lanjutnya, akan dilaksanakan Panca Karya Ketapang, yaitu Ketapang Nyaman, Ketapang Cerdas, Ketapang Sehat, Ketapang Peduli Dan Ketapang Sejahtera.
Panca Karya Ketapang sendiri adalah penuntun kebijakan Pemkab Ketapang dalam empat tahun ke depan, sehingga menjadi pondasi pembangunan yang kuat dan kokoh untuk melanjutkan Ketapang yang maju dan sejahtera.
"Berkaitan upaya peningkatan derajat kesehatan, Bupati bersama dengan Wakil Bupati Ketapang telah menyusun beberapa program, seperti peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas tenaga kesehatan dan program lain yang menjadi standar pelayanan minimal," ungkapnya.
Untuk itu, menurut Tanam, Pemkab Ketapang perlu memasukkan penanganan stunting dalam kegiatan Panca Karya Ketapang Sehat, bersama dengan program peningkatan pelayanan balita gizi buruk.
Hal itu guna meminimalisir kasus stunting agar derajat kesehatan masyarakat dapat lebih meningkat.
"Dengan demikian, anak-anak kita, penerus generasi masyarakat Ketapang di masa depan dapat memiliki kualitas hidup yang optimal serta memiliki daya saing yang tinggi," ujarnya.
Tanam menyampaikan, Bupati Ketapang telah menginstruksikan agar program-program yang berkaitan dengan stunting, baik secara langsung atau tidak langsung yang tersebar di masing-masing OPD Harus terintegrasi satu sama lainnya.
"Oleh sebab itu juga, konvergensi kegiatan dan penganggaran stunting yang tersebar di masing-masing OPD harus terinventarisir agar dapat diefektifkan dan diefisienkan guna mencapai hasil optimal," timpalnya.
Sementara, dalam masa pandemi Covid-19 saat ini, data menunjukkan bahwa beberapa kegiatan yang melibatkan partisipasi masyarakat mengalami penurunan.
Data kunjungan ke Posyandu misalnya, hanya mencapai sekitar 30 persen di tahun 2020.
"Walaupun belum ada penelitian untuk itu, namun Kita patut menduga bahwa pandemi Covid-19 ini berpotensi mengakibatkan peningkatan kasus stunting terutama di kalangan masyarakat ekonomi bawah," lanjutnya.
Saat ini, ujar Tanam, pemerintah telah berupaya maksimal menekan laju penyebaran penyakit dengan berbagai upaya, baik dengan menerapkan protokol kesehatan, pembatasan mobilitas dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di beberapa daerah.
"Di Ketapang sejak awal bulan Februari juga telah memulai vaksinasi bagi tenaga kesehatan, Polri, guru dan petugas pelayanan publik dan nantinya akan menyasar masyarakat umum usia 18 hingga 59 tahun," paparnya.
Namun demikian, ia berharap pandemi Covid-19 tidak mengendorkan semangat dalam upaya menurunkan kasus stunting tanpa henti, sampai Ketapang bebas stunting.
Bahkan momentum ini diharapkan agar dapat dimanfaatkan guna meningkatkan rasa kebersamaan, persatuan dan gotong royong membantu semua pihak.
"Saya harap rembuk stunting ini dapat menghasilkan pemikiran dan rumusan serta memperkuat komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan sebagai upaya intervensi, pencegahan dan penanggulangan stunting di Ketapang. Dengan demikian Ketapang yang bebas stunting akan tercapai," pungkasnya. (*)