Follow Up Akbar HMI Cabang Mempawah Komisariat Tarbiyah dan Syariah

Ketua Umum Komisariat Tarbiyah, Anita Sukma Ariyanti menjelaskan, follow up merupakan pendalaman materi wajib yang harus dilakukan oleh pengurus komis

Penulis: Ramadhan | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mempawah, Komisariat Tarbiyah dan Syariah melaksanakan follow up Akbar, dengan tema Sejarah berdirinya HMI, Jumat 12 Maret 2021 sore. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Mempawah, Komisariat Tarbiyah dan Syariah melaksanakan follow up Akbar, dengan tema Sejarah berdirinya HMI, Jumat 12 Maret 2021 sore.

Kegiatan tersebut dilaksanakan di Taman Mempawah, dengan pemateri, Faturahman.

Kegiatan tersebut juga diikuti oleh 20 peserta yang masing-masing adalah kader HMI Cabang Mempawah, Komisariat Tarbiyah dan Syariah yang baru saja mengikuti Latihan Kader 1 (LK-1) pada Februari lalu.

Ketua Umum Komisariat Tarbiyah, Anita Sukma Ariyanti menjelaskan, follow up merupakan pendalaman materi wajib yang harus dilakukan oleh pengurus komisariat pasca LK 1.

Baca juga: Progres Kasus Karhutla di Mempawah, Polisi Tetapkan Tiga Tersangka dan Masih Selidiki Satu TKP

"Hal itu dilakukan guna memperdalam materi yang telah didapat oleh para kader pada saat LK 1," jelasnya kepada Tribun, Sabtu 12 Maret 2021.

Lebih lanjut kata Anita, selain kader yang baru saja mengikuti LK 1, kegiatan Follow up itu juga dihadiri oleh pengurus komisariat Tarbiyah dan Syariah serta pengurus cabang HMI Cabang Mempawah bidang Pengembangan Anggota (PA).

"Alhamdulillah, pada kegiatan follow up tersebut juga, Faturrahman sebagai pemantik terlihat sangat bersemangat, begitu juga dengan peserta yang begitu antusias dan fokus pada saat penyampaian materi berlangsung," katanya.

Lebih lanjut Anita menjelaskan, dalam penyampaian materi yang disampaikan Faturrahman, saat itu dirinya menegaskan bahwa sejarah merupakan sesuatu yang harus dipelajari untuk dijadikan sebagai pembelajaran.

Karena tidak menutup kemungkinan apa yang pernah terjadi di masa lalu, tidak akan terjadi di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

"Dengan mempelajari sejarah kita akan mengambil hikmah, dan memperkecil kemungkinan hal-hal buruk dimasa lalu akan terjadi dimasa sekarang," ujar Anita menirukan apa yang disampaikan pemateri.

Lebih jauh kata Anita, pemateri juga mengulas secara mendalam tentang perjuangan Ayahanda Lafran Pane dalam mendirikan HMI bersama dengan 14 orang temannya.

"Hingga saat ini, Atas perjuangan ayahanda Lafran Pane beserta rekannya, HMI menjadi organisasi terbesar di Indonesia yang telah memiliki lebih dari 200 cabang dan melahirkan kader-kader Intelektual selaras dengan tujuan HMI yang termuat di dalam 5 kualitas Insan Cita," tutupnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved