HASIL Versi KLB Partai Demokrat Moeldoko Ketum Baru & Putuskan AHY Demisioner, Apa itu Demisioner ?
Serta menetapkan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa tersebut.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang Sumatera Utara, Jumat 5 Maret 2021 menghasil sejumlah keputusan.
Terutama dari susunan Partai Demokrat versi KLB mendaulat Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum ( Ketum ) Partai Demokrat periode 2021-2026.
Serta menetapkan Marzuki Alie sebagai Ketua Dewan Partai Demokrat dalam Kongres Luar Biasa tersebut.
Selanjutnya keputusan sidang KLB 2021 ini juga memutuskan Ketua Umum Partai Demokrat Kongres V Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinyatakan telah demisioner.
Arti Demisioner
Pengertian Demisioner adalah suatu keadaan dimana seseorang tidak lagi memiliki kekuasaan atau kehilangan jabatannya karena tugasnya telah selesai.
Arti demisioner juga dapat disebutkan sebagai keadaan dimana seseorang yang tadinya memiliki kuasa telah mengembalikan tugas kepada pihak lain, namun masih melakukan rutinitas seperti biasanya sambil menunggu orang lain menggantikan dirinya.
Penggunaan kata demisioner sering kita temukan dalam dunia politik dan yang berhubungan dengan keorganisasian. Misalnya demisioner kabinet, demisioner BEM, demisioner OSIS, dan lainnya.
Merujuk dari Kamus Besar Bahasa Indonesia online, demisioner adalah keadaan tanpa kekuasaan (misalnya suatu kabinet dan sebagainya yang telah mengembalikan mandat kepada kepala negara, tetapi masih melaksanakan tugas sehari-hari sambil menunggu dilantiknya kabinet yang baru).
Baca juga: Susunan Pengurus Partai Demokrat Versi KLB - Moeldoko Ketua Umum, Marzuki Alie Ketua Dewan Pembina
Moeldoko Terima Keputusan KLB
Keputusan dalam sidang Kongres Luar Biasa ini pun sudah diketuk palu sembari menunggu persetujuan Moeldoko, yang langsung ditelpon panitia kongres.
"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," ujarnya.
Mendengar hal tersebut, Moeldoko pun memberikan sejumlah pertanyaan sebelum menerima amanah tersebut, yaitu meminta kader untuk serius mendukungnya.
"Walaupun secara aklamasi memberikan kepracayaan kepada saya. Tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," ujarnya dikutip dari Kompas TV.
Kemudian karena para peserta KLB serius untuk mendukung Moledoko pun menerima.
"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.
Baca juga: MOELDOKO ANGKAT BICARA Tak Lagi Lewat Telepon! Sebut Semua Lahir dari Sebuah Keyakinan
Pelaksanaan Kongres Luar Biasa
Pembukaan kongres ini seluruh pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat dari seluruh wilayah Indonesia diabsen satu per satu.
Saat dilakukan absensi, perwakilan mulai dari provinsi Aceh, hingga ke provinsi Papua, terlihat hadir.
Untuk memulai kongres, panitia terlebih dahulu mempersilakan para pendiri dan tetua Partai Demokrat, untuk masuk ke ruangan.
Sebelum para pendahulu partai dengan lambang mercy ini masuk ke aula, disambut dengan tarian perang dari Nias.
Di sana terlihat tokoh menonjol dari partai ini, yaitu Max Sopacua, dan Marzuki Alie.
Respons Demokrat
Sementara itu, pihak Partai Demokrat pro Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) angkat suara soal KLB ini.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan, peserta yang menghadiri KLB diiming-imingi sejumlah uang bahkan jabatan.
"Peserta Kongres yang diklaim sudah 1.200 orang itu bukanlah pemilik suara sah."
"Banyak bukti dan pengakuan dari kader yang bukan pemilik suara, yang ditawarkan insentif money politics asalkan bersedia hadir."
"Dan akan dianggap mewakili kabupaten/kota/provinsi itu," kata Herzaky dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Jumat 5 Maret 2021.
Bahkan, Herzaky menyebut para mantan kader yang menggelar KLB bekerja sama dengan oknum kekuasaan untuk mendorong adanya insentif.
"Seperti yang dituturkan para kader yang menolak hadir."
"Oknum kekuasaan tersebut bekerja sama dengan mantan-mantan kader yang bergerak atas dorongan insentif money politics, jabatan, dan proyek," ujar Herzaky.
Untuk itu, menurut Herzaky, rencana pelaksanaan KLB bodong oleh Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) itu merupakan bentuk kesewenang-wenangan oknum kekuasaan.
Oknum tersebut sengaja menyalahgunakan kekuasaan dan kemampuan finansialnya.
Hal itu untuk merebut paksa kursi Ketua Umum PD dari Ketua Umum PD yang sah, berdasarkan hasil Kongres V Tahun 2020 yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.
"Dalam mewujudkan ambisi jahatnya, para pelaku GPK-PD selalu menggunakan tipu daya dengan menebar kabar bohong."
"Seakan-akan banyak pemilik suara yang mendukung, seakan-akan ada penjabat penting DPP yang mendukung," ujar Herzaky.
Herzaky mengatakan, pola catut-mencatut tokoh dan kebohongan ini sudah ada sejak awal isu KLB mencuat.
Seperti sejak awal mereka mencatut nama Presiden Joko Widodo dan sejumlah anggota kabinet Presiden Joko Widodo.
Padahal kenyataannya, lanjut Herzaky, yang hadir dalam KLB bukanlah pemilik suara.
Melainkan hanya kader atau mantan kader yang dibuat seakan-akan pemilik suara sah dan mewakili kota, kabupaten, atau provinsi tertentu.
Juga, panitia pelaksana Kongres pun yang diketahui dipimpin oleh mantan kader yang diberhentikan tetap dengan tidak hormat.
"Sama sekali tidak berhak meminta, mengusulkan, apalagi melaksanakan Kongres Luar Biasa berdasarkan AD/ART Partai Demokrat yang sudah disahkan di Kemenhukham berdasarkan Kongres yang sah di tahun 2020," ungkapnya.
KLB Berakhir Ricuh
Sementara itu, sempat terjadi kericuhan saat KLB Demokrat berlangsung.
Massa pro KLB yang tadinya berada di dalam hotel bergerak menuju SPBU, tempat massa kader Demokrat pimpinan Ketua DPD Demokrat Sumut Herri Zulkarnain berkumpul.
Sesampainya di SPBU, massa pro KLB berteriak-teriak.
Massa pro KLB minta massa Herri Zulkarnain bubar dan meninggalkan lokasi.
Karena mendapat perlawanan, massa pro KLB kemudian menendang pembatas besi milik SPBU.
Selanjutnya, massa pro KLB yang terlihat membawa besi dan kayu menyerang massa Herri Zulkarnain.
"Kami tadi lagi konsolidasi dengan seluruh Ketua DPC di Sumut. Tiba-tiba datang massa dari hotel menyerang kami," kata anggota Demokrat pimpinan Herri Zulkarnain.
Saat bentrokan pecah, kader Demokrat Sumut yang berada di SPBU kena pukul benda tumpul.
Sejumlah korban berjatuhan dan mengalami luka akibat pukulan besi dan kayu.
Dari amatan Tribun Medan, saat bentrokan terjadi, tak satupun aparat penegak hukum yang terlihat.
Massa dibiarkan begitu saja saling baku hantam di areal SPBU.
Hampir 15 menit baku hantam, massa pun akhirnya bubar.
Di lokasi kejadian, arus lalu lintas sempat macet
Sesama kader Demokrat tumpah ruah ke jalan dan menghalangi masyarakat yang melintas di kawasan Sibolangit.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari kedua belah pihak.
Masing-masing kubu saling menyusun strategi pascabentrokan ini.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Moeldoko Jadi Ketua Umum Partai Demokrat Versi KLB, Jhoni Allen: Karena Hati Nurani.