Bupati Muda Upayakan Percepatan Pembuatan Parit, Cegah Ancaman Karhutla Menyebar
Disampaikan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan bahwa pembuatan parit itupun akan dilakukan pada titik-titik rawan terjadinya kebakaran lahan.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) masih terjadi disejumlah wilayah di Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, pada Selasa 2 Maret 2021.
Untuk itu, dalam menanggulangi api tidak semakin meluas, Pemerintah Kabupaten Kubu Raya berupaya mempercepat pembuatan kanal atau parit, yang berguna menghambat kebakaran lahan yang terjadi.
Disampaikan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan bahwa pembuatan parit itupun akan dilakukan pada titik-titik rawan terjadinya kebakaran lahan.
Dengan begitu, nantinya api dapat mudah ditanggulangi, dan tidak sampai menjalar hingga ke pemukiman masyarakat, ataupun aset-aset pemerintah seperti sekolah dan fasilitas umum lainnya.
Baca juga: Bupati Muda Mahendrawan Harap Solusi Lebih Digencarkan Bukan Masalah Karhutla
"Kitakan ingin agar masyarakat tidak panik. Ini sebagai bagian dari solusi agar api tidak sampai menjalar lebar, terlebih diberbagai titik-titik rawan, seperti pemukiman warga, maupun aset-aset pemerintah seperti dan fasilitas-fasilitas umum lainnya," ungkap Muda Mahendrawan disela-sela meninjau penggalian parit di Komplek Bhayangkara, Sungai Raya Dalam.
"Seperti di SMAN 4 Sungai Raya, SMPN 12 Sungai Raya, kemudian SMKN 1 yang kemarin yang sempat terbakar sekarang tengah dikerjakan pembuatan parit-paritnya. Kemudian nanti kita liat titik-titik lainnya," lanjutnya.

Selain itu juga, kata Muda nantinya parit inipun dapat digunakan sebagai sumber air, apabila terjadi kebakaran lahan.
"Sekaligus ini dapat menjadi sumber air, sehingga tidak jauh. Dan tenaga damkar dan seperti robin mesin itukan butuh sambungan jauh lagi," katanya.
Muda juga menyampaikan, musim kemarau yang saat ini masih berlangsung, membuat sebaran titik panas menyebar dibeberapa wilayah di Kubu Raya.
Untuk itu juga, para TNI/Polri, pemadam kebakaran pemerintah dan swasta harus menyebar untuk mengamankan.
"Otomatis para pemadam baik pemerintah dan swasta serta TNI/Polri juga menyebar. Sehingga kadang bukan berarti lama, tapi ini kita harus membagi lagi," tuturnya.
"Ketika heboh panik terus menerus, kalau seperti inikan warga bisa juga melakukannya dulu, apabila sudah ada paritnya. Sehingga nanti baru nunggu pemadam setempat membantu," sambungnya.
Dalam kesemapatan inipula, dirinya memberikan apreasiasi kepada TNI/Polri, Pemadam Swasta yang hingga saat ini masih bersemangat terus berjibaku melawan kobaran api Karhutla. (*)