KISAH Burung Keramat Jalak Lawu Selamatkan Pendaki Gunung Lawu yang Tersesat & Mitos Jalak Lawu
Guning Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Cerita mengenai Gunung Lawu memang tidak ada habis-habisnya.
Selalu aja ada kisah yang membuat daya tarik tentang Gunung Lawu.
Gunung Lawu mempunyai ketinggian 3.265 MDPL.
Guning Lawu terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Gunung Lawu terletak di antara tiga kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Kabupaten Ngawi, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Baca juga: Kisah Warga Tasikmalaya Tersesat di Hutan Gunung Putri Majalengka Usai Pilih Jalur Kawasan Jahim
Gunung Lawu merupakan satu diantara gunung yang menjadi tujuan para pendaki.
Tak anyal banyak cerita dan kisah dari para pendaki yang mereka alami selama mendaki gunung dengan ketinggian 3.265 MDPL.
Baru-baru ini viral cerita pendaki Gunung Lawu bisa pulang setelah dituntun burung Jalak.
Dalam video yang diunggah akun tiktok @mocha-doank, Rabu 17 Februari 2021, menggambarkan pendaki tersesat kemudian dituntun Jalak Lawu.
Banyak warganet yang menanggapi postingan pengakuan tersebut.
Tanggapannya pun beragam.
Ada yang mengaitkannya dengan hal gaib dan mistis yang melekat kuat dengan Gunung Lawu.
Namun tak sedikit yang menganggap bahwa itu hal biasa dan hanya kebetulan saja.
Menanggapi hal tersebut seorang relawan Anak Gunung Lawu, Budi Santosa, mengisahkan mengenai keberadaan Jalak Lawu tersebut.
Dirinya menyebut bahwa Jalak Lawu sendiri merupakan istilah penamaan dari masyarakat.
Namun apabila dilihat secara spesifik burung itu lebih memiliki ciri khas sebagai kategori burung Anis.
"Julukan Jalak Lawu itu pemberian dari masyarakat, karena habitat dan jumlahnya banyak di Gunung Lawu," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu 20 Februari 2021.
"Itu masuk dalam kategori burung Anis tapi saya kurang tahu spesifikasinya masuk ke Anis Merah, Anis Kembang, atau Anis Batu," jelasnya.
Budi mengisahkan bahwa mitos mengenai Jalak Lawu sendiri sudah ada sejak era Kerajaan Majapahit.
Sehingga burung itu dianggap keramat dan menjadi pantangan untuk diburu.
"Dahulu ada yang namanya Kiai Jalak, di zaman Majapahit yang bersemayam di Gunung Lawu, masyarakat banyak yang percaya bahwa burung jalak itu sebagai representasi sang kyai," tuturnya.
Terlepas hal itu mitos atau nyata, Budi bersyukur karena dengan cerita rakyat itu banyak masyarakat sekitar atau pendaki lebih menjaga dan tidak mengganggu ekosistem burung tersebut.
"Ekosistem lebih terjaga dan tidak ada niatan dari pendaki atau masyarakat untuk berburu atau merusak habitatnya," terangnya.
"Burung itu juga cukup akrab dengan manusia, sehingga cerita ada pendaki yang dituntun oleh Jalak Lawu bukan hanya sekali atau dua kali tapi sudah sering," imbuhnya.
Baca juga: HOROR 3 Jam Sesat di Hutan Gunung Putri, Sopir Lihat Seperti Ada Perkampungan di Hutan
Sementara itu, Arief Sukro Yulianto, Komandan Markas SAR Karanganyar menganggap fenomena tersebut hal lazim terjadi di gunung.
Bahkan dia mengisahkan sempat mengalami hal serupa saat mendaki Lawu.
"Saya juga sempat mengalami hal serupa," katanya kepada TribunSolo.com, Sabtu 20 Februari 2021.
"Bedanya ketika itu saya sedang mendaki dari pos 3 menuju pos 4 melalui Cemoro Kandang," imbuhnya.
Maka lanjut dia, fenomena pendaki bertemu burung jalak Lawu merupakan hal biasa.
Apalagi jika memang ada yang merasa tersesat.
"Biasa saja, tapi terkadang suka menghubungkannya dengan mitos," ungkap dia.
Walaupun demikian, Arief berharap para pendaki tidak mengandalkan keberadaan Jalak Lawu saat naik maupun turun.
"Sudah fokus saja pada jalur pendakian, sehingga tidak terjadi potensi tersesat," kata dia.
Harus dilestarikan
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng, Darmanto melalui Plt Kepala Seksi Konservasi Wilayah 1 Solo, Sudadi menyampaikan, satwa yang berada di kawasan hutan lindung memang dilarang untuk ditangkap termasuk Jalak Lawu dan burung lainnya.
Apabila ada pihak yang hendak memanfaatkannya tentu harus melalui mekanisme izin penangkaran.
"Termasuk di kawasan hutan, ya semua burung harus dilestarikan. Jangan sampai ditangkap dan dilukai," katanya saat dihubungi Tribunjateng.com, Sabtu 20 Februari 2021.
Burung dengan corak cokelat serta paruh dan kaki berwarna kuning itu sering dijumpai di kawasan Gunung Lawu.
Sudadi mengungkapkan, belum tahu persis berapa populasi burung itu saat ini.
"Kalau jumlah tidak tahu detail. Perlu monitoring lama," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Viral Pendaki Tersesat di Gunung Lawu Selamat Usai Dipandu Burung Jalak, Ini Kata Relawan dan BKSDA.