Citizen Reporter
Surat Gembala APP Keuskupan Agung Pontianak 2021: Semakin Beriman Semakin Miliki Roh Kesetiakawanan
Masa puasa tahun 2021 ini kita jalani masih dalam suasana dunia masih bergulat dan berjuang melawan Covid 19, yang mulai mewabah sejak Maret 2020.
Sebagai usaha nyata dalam rangka pertobatan kami mengajak seluruh umat kristiani untuk menggunakan masa puasa ini, untuk lebih peduli terhadap sesama dengan membangun sikap dan roh kesetiakawanan dalam kehidupan bersama.
Memiliki roh kesetiakawanan terhadap saudara-saudara kita yang menderita dan jatuh miskin akibat mewabahnya covid 19.
Umat kristiani dipanggil untuk membangun kehidupan ekonomi yang dapat melibatkan banyak orang, berkeadilan serta penuh kasih dan akhirnya mampu menyejahterakan setiap dan semua orang.
Baca juga: Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Berkati Busana dan Perlengkapan untuk Imam Baru
Menurut Paus Yohanes Paulus II, “roh kesetiakawanan” adalah tekat yang teguh dan tabah untuk membaktikan diri kepada kesejahteraan umum, artinya, kepada kesejahteraan semua dan setiap orang”.
Ini disebutkan dalam surat pastoral “Keprihatinan Tentang Masalah-masalah Sosial (Sollicitudo Rei Socialis) yang dikeluarkan di Vatican, 30 Desember 1987, artikel 38.
Membangun kehidupan ekonomi dalam semangat kesetiakawanan selaras dengan iman kristiani dan tidak bisa dipisahkan dari hukum cinta kasih.
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu Saling mengasihi, sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.
Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jika kamu saling mengasihi “( Yoh.13, 34 – 35).
Kisah tentang Lasarus yang miskin (Lk.16,19 – 31) dan janda yang memberikan derma dari kekurangannya (Mk.12, 41 – 44) baik kita jadikan sebagai bahan permenungan khusus dalam masa puasa ini.
Dalam iman kristiani, kesetiakawanan terhadap sesama bersumber dari keyakinan bahwa begitu besar kesetia kawanan Allah terhadap manusia sehingga mengutus putraNya yang tunggal kedunia agar manusia selamat.
Tuhan tidak pernah membatasi manusia untuk berusaha dan bergerak di bidang sosial-ekonomi untuk memperoleh hidup yang layak. Semua diberikan talenta yang cukup untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya (Mt.25, 14 – 30).
Bahkan Santo Paulus dengan tegas mengatakan: ”Siapa yang tidak mau bekerja janganlah dia makan”(2 Tes.3,7-12). Ketika kita memperoleh dan memiliki penghasilan/harta yang berkecukupan bahkan berlebihan, pantaslah disyukuri sebagai berkat dariTuhan yang Maha baik.
Bahkan adalah suatu perbuatan yang sangat mulia kalau sebagian digunakan sebagai bentuk kepedulian dan mau berbagi kepada sesama, terutama mereka yang lemah, miskin, tersingkir,yatim piatu dan yang cacat.
Sebaliknya kalau belum beruntung, hendaknya tidak tergesa-gesa diartikan bahwa Tuhan telah meninggalkan kita. Sebaliknya bisa dijadikan daya dorong untuk bekerja dengan lebih giat dan keras lagi.
Camkan kata-kata Yesus ini “Carilah dulu Kerajaan Allah dan Kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu”(Mat,6,33).
Baca juga: Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Tahbiskan Dua Imam Baru asal Landak dan Kubu Raya