Breaking News

Tunanetra Asal Sambas Ukir Prestasi Hingga Tingkat Nasional

sejak kecil dia memang sudah membulatkan tekadnya untuk belajar mengaji sehingga niatan tersebut juga mendapat restu dan mendapat dorongan orang tua d

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Lindawati (29) Qoriah tunanetra asal Kabupaten Sambas yang berprestasi di tingkat Nasional. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Keterbatasan fisik sebagai penyandang tunanetra tidak menyurutkan semangat Lidiawati (29) untuk menorehkan prestasi yang membanggakan. Perempuan yang berasal dari Desa Tengguli, Kecamatan Sajad, Kabupaten Sambas mengukir prestasi sampai dengan tingkat nasional.

Linda begitu dirinya karib disapa meski memiliki keterbatasan fisik, dia sudah beberapa kali mengukir prestasi dalam ajang Tilawah Al-Quran, hingga tingkat nasional.

Kata dia, sejak kecil dia memang sudah membulatkan tekadnya untuk belajar mengaji sehingga niatan tersebut juga mendapat restu dan mendapat dorongan orang tua dan guru ngaji.

Dia pun mengungkapkan, jika dia sudah giat belajar mengaji dan menghafal Al-Qur'an sejak dia berusia 14 tahun.

Baca juga: UPDATE Harian Covid-19 Sambas, Dinkes Sambas Umumkan Tambahan Pasien Sembuh

"Saya belajar Al-Qur’an dan menghafal mulai dari umur 14 tahun. Saya lebih giat lagi setelah mendapatkan dorongan dari guru ngaji, orang tua dan hati saya pun mendukung," ujarnya, Selasa 16 Februari 2021.

"Karena memang itu merupakan salah satu hal yang bisa di coba dan di pelajari,” katanya.

Karena keterbatasan yang dia miliki, kata dia, mulanya dia menghafal Al-Qur'an dengan metode mendengarkan rekaman selanjutnya berguru.

Akan tetapi, karena tekat yang kuat dirinya dan sering mengikuti berbagai lomba tilawah Al-Quran baik tingkat Kabupaten, Provinsi bahkan tingkat Nasional. Dia tetap istiqamah belajar dan menghafal Al-Quran.

"Untuk tingkat nasional saya pernah mengikuti lomba ke Bengkulu, Ambon, Batam, Lombok dan medan. Alhamdulillah mendapatkan juara 3 di Batam pada tahun 2014 untuk kategori cacat netra putri,” tuturnya.

Sampai sekarang kata dia, sudah kurang lebih 14 piala yang telah dirinya raih. Dengan prestasi tersebut, terang dia tidak dengan mudah dia raih dikarenakan tidak dapat melihat seperti kebanyakan orang pada umumnya.

"Karenanya memang sangat membutuhkan   pengorbanan dan perjuangan keras," tuturnya.

Untuk itu dia sampaikan, jika pun ada gagal jangan jadikan itu sebagai penghalang untuk belajar, kata dia siapapun itu harus tetap belajar.

"Kalau gagal tentu banyak sekali, bahkan lebih banyak daripada yang berhasil. Tapi jangan kita jadikan itu sebagai pelemah semangat, kita jadikan itu sebagai motivasi untuk kita belajar lebih giat kedepannya," tutupnya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved