Satu-satunya Akses Hubungkan ke Desa Lain, Jalan Desa Buduk Sempadang Perlu Perhatian Pemerintah

dirinya berharap agar ada perhatian dan bantuan dari pemerintah agar kondisi jalan yang rusak parah dapat segera diperbaiki.

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Warga Desa Buduk Sempadang, Kecamatan Selakau, saat gotong royong memperbaiki jalan untuk dilintasi, karena kondisi jalan yang rusak saat musim hujan 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Kondisi jalan di Desa Buduk Sempadang Kecamatan Selakau Timur saat ini masih sangat memerlukan perhatian dari pemerintah. 

Hal ini disampaikan lansung oleh Kepala Desa Buduk Sempadang Juanda, S. TP, kata dia dirinya berharap agar ada perhatian dan bantuan dari pemerintah agar kondisi jalan yang rusak parah dapat segera diperbaiki.

Kata dia, itu merupakan satu-satunya jalan penghubung dari dan menuju Desa yang dia pimpin saat ini.

"Jalan satu-satunya yang menghubungkan desa kami dengan desa luar dan merupakan akses keluar masuk desa sangat sulit dilalui, terlebih di saat musim hujan," ujarnya, Jumat 12 Februari 2021.

Reses Ke-3 Wakil Ketua DPRD Sambas Kunjungi Desa Segarau Parit

"Masyarakat kami tidak meminta yang muluk-muluk seperti jalan aspal, atau jalan beton, cukup kirimkan batu untuk kami menimbun jalan itupun kami sudah sangat bersyukur," tambahnya.

Seperti diketahui kondisi jalan di Desa Buduk Sempadang, memang sangat sulit dilalui, bahkan oleh sepeda motor baik dari Selakau Tua menuju Dusun Selobat.

Ataupun dari Desa Selakau Tua menuju Dusun Sempadang. Meski ada jalan alternatif kata Juanda, tapi melalui perusahaan sawit, namun kondisinya juga tak jauh berbeda.

Kondisi ini menyulitkan warga mengangkut hasil pertaniannya, ataupun ketika warga hendak membawa barang dagangan. Begitu pula ketika anak-anak sekolah yang menempuh pendidikan diluar kampung, warga yang hendak berobat ketika sakit, juga sangat sulit melalui jalan ini setiap hari.

Sehingga hal ini berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kesehatan warga desa.

"Jalan berlumpur sepanjang belasan kilometer, mau tak mau harus kami tempuh jika hendak berbelanja ke pasar, atau untuk berobat ke Puskesmas. Belum lagi melihat anak-anak sekolah dan para guru yg seringkali kesulitan melalui jalan ini," ungkapnya.

"Terkadang kami merasa malu, ketika Desa lain sudah bicara tentang kemajuan, teknologi dan desa digital, kami masih berkutat, mengemis agar jalan kami ditimbun batu. Karenanya kami berharap kepada pemerintah, kepada Bupati saat ini, terlebih kepada Bupati terpilih agar nanti dapat membantu mewujudkan harapan kami," tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved