BAHAYA! 3,27 Miliar E-mail beserta Password Bocor, Berikut Cara Cek Kebocoran Data

Peringatan bahaya dilaporkan perihal kebocoran data berupa e-mail dan password yang mencapai miliaran

(Cyber News via Kompas.com
Tampilan database pemeriksa kecocoran data pribadi milik Cyber News bernama Personal Data Leak Checker. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Peringatan bahaya dilaporkan perihal kebocoran data berupa e-mail dan password yang mencapai miliaran.

Pastikan Anda bukan menjadi satu dari korban e-mail dan password yang mengalami peretasan tersebut.

Kali ini, ada 3,27 miliar alamat e-mail beserta password yang bocor di forum peretasan populer.

Kebocoran data yang dikenal sebagai Compilation of Many Breaches (COMB) mengandung kredensial dari akun berbagai platform, termasuk Netflix, LinkedIn, Exploit.in, Bitcoin, dan lainnya.

Cara Ganti Password Spotify ? Berikut Cara Atur Ulang Password Spotify Kamu

Sebagaimana dilaporkan Cyber News, kebocoran data ini tampaknya bukan kebocoran data baru, melainkan kompilasi terbesar dari beberapa kasus kebocoran data sebelumnya.

Data COMB saat ini diarsipkan dan dimasukkan ke tempat yang terenkripsi, dan dilindungi kata sandi.

Belum diketahui database punya siapa saja yag bocor dan dimasukkan ke dalam COMB ini.

Namun, dari sampel yang dilihat oleh CyberNews, mengindikasikan bahwa akun dan password e-mail itu berasal dari domain di seluruh dunia.

Sebagai informasi, pada kebocoran data COMB 2017 lalu, jumlah data yang terekspos lebih sedikit jika dibandingkan dengan kebocoran tahun 2020 ini, yakni 1,4 miliar kredensial akun.

Ketika COMB 2017 terekspos, firma keamanan siber 4iQ menguji sebagian kecil kata sandi untuk verifikasi, ternyata sebagian besar kata sandi yang diuji berfungsi.

Baik kebocoran COMB pada tahun 2017 dan 2020, keduanya disusun menurut urutan abjad yang terstruktur, dan berisi skrip yang sama untuk query e-mail dan sandi.

Cara Koneksi HP ke Modem Wifi Indihome Tanpa Password

Menurut Cyber News kebocoran data seperti COMB ini dapat membuat menimbulkan beberapa ancaman bagi pengguna yang menjadi korban. Salah satunya ialah korban menjadi target phising dan e-mail spam.

Untuk itu, pengguna disarankan untuk menggunakan kata sandi unik di setiap akun. Lalu, pengguna juga disarankan untuk menambahkan otentikasi multifaktor, seperti Google Authenticator, pada akun mereka.

Dengan begitu, meskipun penjahat siber memiliki kredensial akun, mereka tidak akan bisa masuk ke akun tersebut, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Cyber News, Minggu 7 Februari 2021.

Database pemeriksa kecocoran data pribadi milik Cyber News bernama Personal Data Leak

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved