Virus Nipah Munculkan Kekhawatiran Menjadi Pandemi Besar Berikutnya dan Tahan Terhadap Obat
virus nipah kini kembali menimbulkan kekhawatiran dari pakar ahli virus dan otoritas kesehatan internasional
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Meskipun kemunculan virus nipah telah lama ditemukan berikut dampaknya di sejumlah negara.
Namun, virus nipah kini kembali menimbulkan kekhawatiran dari pakar ahli virus dan otoritas kesehatan internasional.
Wabah sporadis virus nipah yang sejak kemunculannya selama 22 tahun terakhir, memang memunculkan kekhawatiran.
• Ancaman Baru Virus Nipah asal Malaysia Tingkat Kematian Capai 75%, Kemenkes: Indonesia Harus Waspada
Mengutip Al Arabiya, pertama kali virus nipah atau NiV diketahui pada 1999 ketika terjadi di antara peternak babi di Malaysia.
Pada beberapa tahun berikutnya, virus itu dilaporkan ada di seluruh negara Asia.
Kini, setelah virus itu merebak di China dengan tingkat kematian hingga 75 persen, virus itu berpotensi menjadi pandemi besar berikutnya.
Direktur Eksekutif Access to Medicine Foundation yang berbasis di Belanda, Jayasree K Iyer mengatakan bahwa penyakit menular NiV menimbulkan kekhawatiran besar.
"Nipah bisa merebak kapan saja. Pandemi berikutnya bisa jadi infeksi yang tahan terhadap obat," ungkapnya.
• Virus Nipah Dikhawatirkan Jadi Pandemi Baru di Asia, Perhatian 9 Gejala yang Bisa Diamati
Terakhir kali terjadi di Bangladesh dan India
Selama wabah terjadi di Bangladesh dan India, NiV menyebar langsung dari manusia ke manusia melalui kontak dekat baik sekresi mau pun ekskresi.
Di Siliguri, India pada 2001, penularan virus ini juga dilaporkan terjadi di antara para petugas layanan kesehatan, di mana 75 persen kasusnya terjadi di antara staf rumah sakit atau pengunjung.
Dari 2001-2008, sekitar separuh dari kasus yang dilaporkan di Bangladesh disebabkan oleh penularan dari manusia ke manusia melalui pemberian perawatan kepada pasien yang terinfeksi.
Wabah terjadi terakhir di Kerala, negara bagian selatan India pada 2018 dan menewaskan 17 orang.
Saat itu, beberapa negara termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab melarang masuknya makanan beku, buah dan sayur olahan yang diimpor dari Kerala untuk sementara waktu karena wabah NiV tersebut.
Penyebab wabah kala itu diyakini otoritas kesehatan bahwa karena mungkin orang-orang meminum jus kurma mentah yang terkontaminasi dengan urin atau air liur dari kelelawar buah yang terinfeksi.
• Belum Ditemukan Obat atau Vaksin Virus Nipah, Ini Cara Penularan, Pencegahan, Gejala ke Inkubasinya