Tetangga Kenal Mendiang Kolisun Sebagai Orang yang Baik dan Mudah Bergaul

Kolisun tinggal di daerah tersebut sudah kurang lebih 15 tahun sejak dia menikah dengan istrinya sepulang dari Malaysia. Setelah tinggal di wilayah te

Penulis: Muhammad Luthfi | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Wakil Bupati Sambas Hj Hairiah saat mengantarkan jenazah Kolisun korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182, di rumah duka Dusun Semparuk Sebangkau, Desa Semparuk, Kecamatan Semparuk, Kamis 21 Januari 2021 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Warga RT 39, RW 12 Dusun Semparuk Sebangkau, Desa Semparuk, Kecamatan Semparuk, yang biasa dikenal dengan panggilan Mak Ning mengenang sosok Kolisun (37) yang merupakan salah satu korban dari jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, sebagai sosok yang baik dan mudah bergaul.

"Dia orangnya baik, mudah bergaul dengan orang. Walaupun kayak cuek, tapi dia asik orangnya suka becanda," ujarnya, Kamis 21 Januari 2021.

Kata Mak Ning, Kolisun tinggal di daerah tersebut sudah kurang lebih 15 tahun sejak dia menikah dengan istrinya sepulang dari Malaysia. Setelah tinggal di wilayah tersebut, dia bekerja apa saja yang penting halal dan bisa memberi makan anak istri.

Baca juga: Wabup Hairiah Antar Kolisun di Peristirahatan Terakhir

"Dulu pernah jualan somay waktu awal nikah, lalu jualan sosis, lalu dia jualan serabutan barang pecah belah. Dan kemarin ke Jakarta mau belanja baju-baju untuk di jual," ungkapnya.

Dia katakan, Kolisun juga sangat peduli dengan sesama baik itu dengan warga sekita, dan termasuk dengan warga Paguyuban Jawa yang ada di Sambas.

"Dia pernah beberapa kali donor darah untuk warga ke RSUD Pemangkat, sekali pernah berangkat jam 10 atau 11 malam, di telpon ada yang perlu darah. Padahal waktu itu hujan, dia tetap pergi. Padahal sudah dilarang istrinya, dia jawab bisa pakai mantel," katanya.

"Lalu macam gotong royong dia juga rajin, karena dia bilang tidak rugi gotong royong karena dia tidak kerja pakai gajihan. Kalau tidak jualan sehari ya besok lusa bisa jualan lagi, terakhir untuk jalan di ujung sana padahal kan tidak di lewati dia sehari-hari tapi Lisun tetap ikut gotong royong," jelasnya.

Sebelumnya kata Mak Ning, Lisun juga sempat berangkat ke Solo untuk tujuan berbelanja juga, tapi selisih harga dengan di Pontianak nyaris sama. Sehingga dia pulang dengan tidak ada belanjaan.

"Lalu berangkat lagi itu kemarin, barang-barang semuanya sudah di beli dan di kirim lewat kapal tujuan ke sintete. Tapi ya takdirnya begitu, mudah-mudahan Lisun masuk surganya Allah lah ya," tutupnya.

Pagi tadi, jenazah Kolisun sudah dikirim ke Pontianak dan dimakamkan di kampung halaman istrinya. Kolisun sendiri meninggalkan 1 orang istri dan 3 orang anak. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved