Jalan Rusak Parah, Senaning-Balai 7 Hari, Harga Gas Rp 80 Ribu, Warga Gunakan Kayu Bakar

Truk pengangkut sembako, BBM, hingga LPG tertahan di jalan rusak akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi beberapa pekan terakhir.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kelangkaan sembako, gas LPG dan BBM terjadi di Senaning, Kecamatan Ketungau Hulu, Kabupaten Sintang, Kalbar. Hal ini terjadi akibat jalan poros menuju perbatasan Sintang-Malaysia tersebut rusak berat, sehingga tranportasi darat lumpuh.

Truk pengangkut sembako, BBM, hingga LPG tertahan di jalan rusak akibat guyuran hujan dengan intensitas tinggi beberapa pekan terakhir.

“Mereka (supir truk) berhari-hari di jalan. Untuk kendaraan truk, memang sulit lewat. Jika kendaraan strada atau Hilux double gardan bisa lah lewat,” kata Camat Ketungau Hulu, Jamhur kepada Tribun Pontianak.

Saben Sudri, warga Desa Senaning, mengatakan untuk beras saat ini masih tersedia di toko. Hanya memang harganya naik.

Seperti inilah antrian truk saat melewati ruas jalan Sintang-Ketungau Hulu. Para supir truk bisa berhari-hari di jalanan akibat jalan rusak parah.
Seperti inilah antrian truk saat melewati ruas jalan Sintang-Ketungau Hulu. Para supir truk bisa berhari-hari di jalanan akibat jalan rusak parah. (TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA)

“Gas, memang langka. Kalau datang satu truk, langsung habis dibeli warga. Harga paling tinggi Rp 80 ribu rupiah, yang paling bawah antara 50-60 ribu,” kata Saben kepada Tribun Pontianak, Senin 18 Januari 2021.

Biasanya, pedagang di Senaning, berbelanja ke Balai Karangan, Kabupaten Sanggau. Rute ini diambil lebih dekat, daripada harus berbelanja ke kota Kabupaten Sintang. Jika musim kemarau, bisa ditempuh dalam waktu sehari perjalanan. Namun, saat ini kondisinya berbeda.

“Untuk kondisi sekarang, dari Senaning-Balai Karangan 7 hari. Lima hari perjalanan. Biasa satu hari sampai. Sekarang, jangankan ke Sintang, ke Balai, jak susah musim sekarang,” ungkap Saben.

Baca juga: Sisihkan Tunjangan Gaji, Brigadir Nur Prakarsai Bangun Masjid di Desa Ampar Bedang Sintang

Menurut Saben, kelangkaan gas bukan terjadi karena kekosongan stok. Namun lebih disebabkan infrastruktur jalan rusak berat, yang mengakibatkan distribusi LPG dan sembako tersendat, termasuk BBM.

“Gas, sulit sekali, bukan kosong. Tapi karena mobil amblas, kendala cuaca. Seandainya mobil bisa masuk aman. Masalah BBM juga terbatas, listrik hanya menyala dua jam saja. Truk BBM ndak bisa masuk,” kata Saben.

Meski gas sulit diperoleh, masyarakat setempat kata Saben masih bisa mengandalkan kayu bakar untuk memasak, termasuk Saben. “Kalau gas ndak ada, gunakan kayu bakar. Mayoritas masih banyak gunakan kayu bekar, gas untuk cadangan, saya pun masih gunakan kayu, awet,” katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved