Sriwijaya Air Jatuh

Dua Bersaudara di Sriwijaya Air SJ 182, Budi: Andai Kata Tidak Selamat, Minimal Jasadnya Ada

Kami (berbicara) mewakili pihak keluarga, harapan kami tidak banyak. Andai kata sudah tidak selamat, minimal jasadnya ada. Itu harapan kami.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Agus Pujianto
Kerabat penumpang Sriwijaya menunjukan foto keluarga Masrizal. Dua anaknya, Faisal dan Asyabul berada dalam pesawat Sriwijaya Air. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Budi Kurniawan, menarik nafas dalam-dalam ketika ditanya tentang sosok Faisal Rahman dan Asyhabul Yamin.

Baru keluar dua kalimat, dia diam, lalu menghela nafas panjang dan sesenggukan.

“Dari kecil (menghirup nafas dalam-dalam) memang sangat dekat sekali. Dari kecil sampai sekarang,” kata Budi lirih. Suaranya tertahan, matanya memerah, lalu terdiam.

Faisal Rahman dan Asyhabul Yamin, merupakan warga Kabupaten Sintang, Kalbar.

Dua bersaudara ini, berada dalam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu, pada 9 Januari 2021.

Baca juga: Aktivitas Terkini Posko Crisis Center Sriwijaya Air di Gedung Serba Guna Chandra Dista Wiradi

Keduanya merupakan putra dari pasangan Masrizal dan Mariati, Faisal anak bungsu, sementara Asyhabul Yamin, anak sulung.

Kendati tidak ada hubungan sedarah, Budi menganggap Faisal dan Asyhabul seperti keluarga sendiri.

Budi mengenal keduanya sejak kecil.

“Kami (berbicara) mewakili pihak keluarga, harapan kami tidak banyak. Andai kata sudah tidak selamat, minimal jasadnya ada. Itu harapan kami. Kami pun di sini, cuma bisa berharap ada mukjijzat, selamat itu harapan terbesar kita,” kata Budi.

Di sejumlah media, dua bersaudara ini disebutkan berasal dari Tanah Datar, Sumatra Barat.

Dari sejumlah informasi yang dihimpun Tribun Pontianak, Masrijal memang berasal dari Sumatra Barat, sementara Mariati, istrinya dari Kabupaten Sintang.

Saat ini, Masrizal berada di Jakarta bersama anak perempuannya.

Sementara Mariati ada di Kabupaten Sintang, bersama dengan istri Asyhabul Yamin dan empat cucunya.

Dalam Instagram Story terkahirnya, Faisal Rahman memosting foto mengenakan masker dan memandang ke luar jendela sebelum pesawat Take off.

“Goodbye dan Thank U, Ayub Batogi dan Dewihn, Feby dan lainnya,” tulis Faisal di IG Story-nya.

Budi Kurniawan, kerabat dekat Faisal mengonfirmasi kebenaran IG Story tersebut dan membenarkan bahwa dua bersaudara tersebut asal Kabupaten Sintang.

Baca juga: UPDATE PROMO ALFAMART Hari Ini 11 Januari 2021, Diskon Hemat Beli 2 Gratis 1 hingga 15 Januari 2021

“Keduanya asal Sintang. Bapaknya asal tanah datar. Semuanya kelahiran Sintang. Iya, itulah Faisal,” kata Budi ditemui di kediaman Faisal.

Faisal memiliki akun IG @Classics_fay, diikuti lebih dari 19 ribu followers.

Dalam profilnya, Fay memiliki usaha penjualan pakaian bernama Toko Cahaya Busana.

Faisal juga menuliskan dirinya sebagai produser music, pianis dan gitaris.

Karyanya bisa dilihat di akun Youtubenya Dunia Malam TV (DM.TV).

Dalam karyanya, Fay mencantumkan dirinya sebagai pengisi suara, music dan sound serta legal content.

Baca juga: UPDATE Pencarian Korban Pesawat Sriwijaya Air SJ182 - Penemuan 40 Kantong Jenazah, 1 Teridentifikasi

Dalam unggahan di Instagram, Fay banyak menampilkan kepiawaian dalam memainkan alat music dan olah vocal.

Sejak namanya masuk dalam manifest pesawat Sriwijaya Air yang mengalami kecelakaan, postingan Fay di Instagram maupun konten youtubenya dibanjiri doa dari para warganet.

Budi menyebut, Faisal pernah mengenyam pendidikan di MIN Sintang.

Setelahnya, dia banyak menempuh pendidikan di Yogyakarta dan Jakarta.

Terkahir lulus di Binus University, jurusan Ilmu Kumputer 2007-2013.

Di laman Facebook Binus University, Ikatan Keluarga Alumni Bina Nusantara (IKABINUS) turut mengucapkan duka mendalam terhadap Faisal dalam kecelakaan pesawat Sriwijaya Air.

Meski tidak ada hubungan darah, bagi Budi, Fay sudah dianggap seperti adik sendiri, dia mengenalnya sejak kecil.

“Keduanya sudah saya anggap keluarga. Kami kenal sejak kecil. Kabar ini pukulan berat buat kami dan keluarga. Rasanya masih tidak percaya, tapi itu terjadi. Kami hanya bisa berserah diri,” ujar Budi kepada Tribun Pontianak. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved