Tom, Bayi Orangutan Alami Hematoma, Ada Penumpukan Cairan di Bagian Kepala dan Mata

Saat ini,Tom berada di pusat rehabilitasi Orangutan di Sintang, sejak 28 Mei tahun 2018. Bayi Tom diselamatkan oleh Sintang Orangutan Center (SOC) dan

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Tom, bayi orangutan yang mengalami hematoma. Saat ini, kondisi tom sudah membaik, namun belum sembuh total. Tom menjalai rehabilitasi di Sintang Orangutan Center. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Sudah dua bulan ini Tom kondisinya kurang baik. Sejak akhir Oktober 2020, orangutan berusia 3 tahun 7 bulan ini mengalami hematoma. Dibagian kulit kepala dan matanya, terjadi penumpukkan cairan.

Saat ini,Tom berada di pusat rehabilitasi Orangutan di Sintang, sejak 28 Mei tahun 2018. Bayi Tom diselamatkan oleh Sintang Orangutan Center (SOC) dan BKSDA dari seorang warga di Kayu Lapis, Kabupaten Sekadau.

Para tim medis SOC menduga, cairan di kepala dan mata Tom akibat benturan. “Kondisi ini kemungkinan disebabkan Tom mengalami benturan saat di kandang ataupun sekolah hutan,” kata Yosafat, tim Komunikasi dan Edukasi Sintang Orangutan Center, kepada Tribun Pontianak, Rabu 23 Desember 2020.

Tim medis SOC, kata Yosafat mengalami kendala dalam pemeriksaan karena tidak memiliki X-ray untuk melakukan ronsen di area kepala Tom. Sehingga tim medis hanya bisa memberikan treatment pemberian obat tranexamic acid dan vitamin K.

“Kejadian yang dialami oleh Tom ini biasa terjadi di orangutan dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun memang perlu waktu yang cukup lama. Sebelumnya orangutan Gagas juga pernah mengalami hal yang sama dan sembuh setelah diberikan treatment yang sama,” ujar Yosafat.

Sebelum dirawat di SOC, Tom dipelihara oleh warga Kabupaten Sekadau. Bayi orangutan itu, dibeli oleh warga dari seorang pemburu.

Selama dipelihara oleh warga tersebut, Tom diberi makan layaknya manusia. Seperti nasi, bakwan. Buah dan susu, jika ada.

Baca juga: Rayakan Pekan Peduli Orangutan 2020, Ini Kegiatan Yang Digelar Relawan Yayasan Palung

“Kandang yang digunakan oleh pemelihara untuk merawat Tom cukup kecil. Ukurannya 1 meter x 0,5 meter dari besi yang menyentuh tanah,” ungkap Yosafat.

Saat dievakuasi oleh SOC dan BKSDA, umur Tom berusia 2 tahun, pada Mei 2018 silam. Kondisnya saat itu flu dan batuk. “Sekarang, umur Tom sudah 3 tahun 7 bulan,” katanya.

Kondisi terkini Tom, sudah cukup baik. Namun, Hematomanya belum sembuh total. Akan tetapi, aktivitasnya juga sudah normal kembali. Selera makan dan minumnya juga membaik.

“Lama pemumpukan cairan lebih kurang sebulan. Normalnya, hematoma tidak berakibat fatal. Belum sembuh total. Kemarin memang cukup parah, jadi staf kesulitan memastikan Tom sakit apa, karena tidak ada alat penunjang yang bisa memastikannya,” kata Yosafat.

Dokter Hewan (drh) Waluyo Jati mengatakan saat ini SOC sedang berupaya untuk membuat klinik dengan ruang x-Ray sendiri. Sebab, aturan baru dari pihak klinik sudah tidak bisa lagi memeriksakan orangutan ke klinik.

“Dulu kami masih bisa bawa ke klinik swasta di Sintang. Sekarang ada aturan baru dari pihak klinik, sudah tidak bisa lagi. Tapi sekarang kami coba buat klinik dengan ruang X-Ray sendiri. Mau cari donasi atau donor yang mau sumbangkan X-Ray untuk SOC,” ujar Waluyo. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved