Tak Lagi Andalkan Malaysia, PT PLN Suplai Seluruh Listrik di Batas Negeri

Dimana pada sistem ini, seluruh pembangkit listrik di sejumlah Kabupaten dan Kota di Kalimantan barat saling terkoneksi untuk mensuplai kebutuhan list

Penulis: Ferryanto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto
Kantor PT. PLN Sub ULP Sajingan, kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Setelah beberapa tahun suplai listrik di sejumlah desa yang berada wilayah perbatasan Indonesia Malaysia Provinsi Kalimantan Barat sempat di suplai dari negeri Jiran Malaysia.

Saat ini, seluruh pasokan listrik di wilayah Perbatasan Kalimantan Barat khususnya di wilayah Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang telah di suplai oleh PT. PLN berkat Interkoneksi Sistem Khatulistiwa.

Dimana pada sistem ini, seluruh pembangkit listrik di sejumlah Kabupaten dan Kota di Kalimantan barat saling terkoneksi untuk mensuplai kebutuhan listrik, dengan hal tersebut suplai listrik PLN ke berbagai wilayah Kalimantan Barat khususnya Perbatasan menjadi lebih baik.

Tribun Pontianak selama 2 hari melakukan perjalanan panjang ratusan kilometer menyusuri jalur Perbatasan Indonesia - Malaysia dari Kecamatan Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang, hingga ujung wilayah Kalimantan Barat yakni Desa Temajok, Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Pada jalur Perbatasan Negara di 2 Kabupaten tersebut banyak melintasi hutan belantara yang di antaranya terdapat Taman Wisata Alam.

Sepanjang jalur Perbatasan ratusan kilometer dengan berbagai kondisi jalan itu terdapat desa yang di mukimi penduduk, terlihat pada malam hari rumah warga terang dengan lampu, yang menandakan listrik sudah masuk.

Kemudian, setiba di bagian ujung Utara wilayah Kalimantan Barat yakni Desa Temajok Kecamatan Paloh, sejumlah lokasi wisata pantai pun sudah di tunjang dengan fasilitas listrik.

"Dalam rangka kemandirian Energi listrik di Perbatasan, Alhamdulillah, kemarin pada 27 Oktober 2020, kita sudah berhasil mensuplai seluruh listrik di wilayah Perbatasan Indonesia Malaysia di Kabupaten Sambas, Jadi energi yang dari Malaysia sudah kita ambil alih,"tutur Manager ULP Sambas Nur Agus Willy Hendri. Kamis 10 Desember 2020.

Manager ULP Sambas, Nur Agus Willy Hendri.
Manager ULP Sambas, Nur Agus Willy Hendri. (TRIBUNPONTIANAK/Ferryanto)

Ia menyampaikan, saat ini energi listrik yang berasal dari Malaysia hanya di gunakan sebagai suplay cadangan bilamana di wilayah perbatasan terjadi gangguan yang dapat menyebabkan Pemadaman listrik berskala luas.

"Untuk mengantisipasi hal itu kita bermanuver ke sistem Malaysia, apabila sudah normal, maka kita akan kembali lagi menggunakan suplay dari PLN,"jelasnya.

Diakuinya, saat ini memang masih ada sejumlah dusun yang tersebar di beberapa desa di wilayah perbatasan yang belum teraliri listrik, Namun, pihaknya berkomitmen untuk segera memenuhi kebutuhan listrik di wilayah tersebut.

Dari data PT. PLN terkini, Wilayah Perbatasan Indonesia - Malaysia membentang di 4 Kecamatan dengan panjang jalur mencapai ratusan kilometer, yakni Kecamatan Siding dan Kecamatan Jagoi Babang di Kabupaten Bengkayang, dan Kecamatan Sajingan dan Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.

Baca juga: Ketua DPRD Sambas Abu Bakar Sebut Perda UMKM Untuk Melindungi Pelaku Usaha Kecil

Untuk di Kecamatan Paloh yang terdiri dari 8 Desa, Rasio Desa Berlistrik Perbatasan telah mencapai 100%, kemudian pada kecamatan Sajingan yang terdiri dari 5 Desa, rasio desa Berlistrik Perbatasan pun mencapai 100%.

Sementara itu, di Kabupaten Bengkayang Rasio Desa Berlistrik Perbatasan telah mencapai rasio sebesar 71%, pada kecamatan Siding yang terdiri dari 8 Desa masih terdapat 6 dusun yang tersebar di 3 desa yang belum berlistrik, namun untuk secara umum 8 desa tersebut sudah berlistrik.

Kemudian, di kecamatan Jagoi Babang yang terdiri dari 6 Desa, hanya terdapat 3 Dusun yang berada di satu Desa yang belum teraliri listrik.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved