Empat Tahun Berdiri, FKMS Sintang Komitmen Terus Berkontribusi Terhadap Pembangunan Berkelanjutan
Meski kumpulan para NGO, CSO dan para komunitas ini terbilang masih baru, namun sudah sangat berkontribusi terhadap pembangunan
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Zulkifli
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG -- Forum Komunikasi Masyarakat Sipil (FKMS) Kabupaten Sintang, baru saja genap berusia 4 tahun.
Meski kumpulan para NGO, CSO dan para komunitas ini terbilang masih baru, namun sudah sangat
berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di Sintang.
Berbagai ide yang tercetus dari obrolan warung kopi disksekusi dengan program kolaborasi.
"4 tahun FKMS ini sebenarnya refleksi.
Masa depan yang menyeimbangkan antara fungsi sosial ekonomi maupun lingkungannya.
Konteks FKMS adalah bagian dari masyarakt sipil untuk berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Sintang," kata Sekjen FKMS, Dedi Wahyudy.
Baca juga: Harga Gas Elpiji di Perbatasan Sintang Capai Rp 55 Ribu Rupiah
FKMS juga turut andil dalam keberhasilan Pemkab Sintang dalam perumusan Rencana Aksi Daerah Sintang Lestari (RAD-SL) termasuk pembuatan paduan reorientasi arah dan semangat pembangunan Kabupaten Sintang, dan memprioritaskan program dan kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan berkelanjutan.
Program untuk mendorong pengelolaan secara lestari dengan menerbitkan Peraturan Bupati dalam hal tata cara pembukaan lahan, pengelolaan Sawit Lestari melalui Rencana Induk Perkebunan, dan mendorong pemegang izin menerapkan prinsip berkelanjutan sesuai Protokol RSPO maupun kebijakan ISPO.
Rumusan kebijakan ini kemudian mengantarkan Jarot Winarno, Bupati Sintang Periode 2015-2020 menerima anugerah KEHATI Award sebagai kategori Pamong Kehati.
"Saya pikir ini capaian bagi kabupaten sintang ini, juga saya rasa FKMS boleh klaim berkontribusi terhadp capaian tersebut," kata pria yang karib disapa Uju Deder ini.
Selain itu, FKMS juga terlibat dalam suksesi Festival Lingkar Temu Kabupaten Lestari.
Diakhir festival, Pemkab Sintang juga melaounching profil Yurisdiksi atas kerjasama LTKL dan CIFOR dengan dukungan Earth Innovation Institute (EII) yang ditulis dan dikembangkan bersama dengan tim Kerangka Daya Saing Daerah Kabupaten Sintang, termasuk FKMS.
Profil yurisdiksi ini adalah hasil rangkuman potensi dan capaian keberhasilan pemerintah kabupaten yang menunjukkan macam inovasi dan inisiatif daerah, timeline, pemangku kepentingan yang terlibat. Ini merupakan profil yurisdiksi pertama yang ada di Indonesia.
"Capaian itu tidak berarti, jika kita berhenti dalam momentum ini.
Kerja-kerja masing panjang.