Habib Rizieq Angkat Suara soal UU Omnibus Law: Gak Berakhlak Jika Sahkan Undang-undang Tanpa Dibaca

Rizieq menegaskan, yang namanya bikin undang-undang, sebelum dibuat, sebelum disidangkan, DPR harus mengundang tokoh masyarakat dari semua elemen.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Tribunnews/JEPRIMA
Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab. 

''Kalau nggak baca, main ketok palu disahkan, inikan namanya ngawur. Baca. Baca,'' jelasnya. 

Ada yang jawab, kalau dibaca seribu halaman bisa berhari-hari baru selesai.

''Yang suruh buat seribu halaman siapa? Mau bikin seribu halaman boleh, tapi baca. Baca. Baca,'' katanya.

''Ini undang-undang. Kalau sudah diketok palu, kita semua wajib untuk mematuhinya. Nggak boleh sembarangan,'' paparnya.

''Eh, ketua DPR ditanya. Bagaimana ibu, apa sudah baca semua. Jawabnya sudah baca secara acak. Ketua DPR saja tidak mau baca tuntas. Kalau tak baca tuntas, tak boleh kau ketok palu untuk mengesahkannya,'' jelasnya.

Rizieq mengatakan, mengesahkan undang-undang tanpa membacanya adalah satu di antara contoh tidak punya akhlak.

''Gak punya akhlak saudara. Jadi sekarang ini, kita sedang krisis akhlak. Dari presiden, menteri sampai ke bawah krisis akhlak.

Kalau ada yang jawab, tapi Habib, masyarakat juga banyak yang krisis akhlak?

''Jelas. Masyarakat banyak krisis akhlak manakala pemimpinnya tidak berkahlak. Kalau pemimpinnya berakhlak, ulamanya berakhlak, umaro nya berakhlak, masyarakat juga akan berakhlak,'' tegas Habib Rizieq.

Pada kesempatan itu, Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab bicara soal prajurit TNI yang dijatuhi sanksi lantaran menyambut kepulangan dirinya.

Rizieq Shihab menyebut tindakan tersebut tidak memiliki akhlak.

"Waktu saya pulang, (dia) buat rekaman menyambut saya datang. Betul, bagus? Eh, ditangkap, diborgol, dipenjara," ucap Rizieq dalam acara Maulid Nabi Muhammad SAW di Petamburan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2020).

Kemudian, Habib Rizieq membandingkan dengan kejadian Brimob mengangkat pengusaha Dato Sti Tahir.

"Cukong, Saudara, digotong-gotong sama prajurit Brimob. Digotong-gotong, dibopong-bopong, sama prajurit Brimob. Pakai nama Dato Tahir... dari Mayapada," kata Rizieq.

Yang dimaksud Rizieq soal Dato Tahir yakni saat November 2018, ketika Dato Tahir diberi gelar warga kehormatan karena kontribusinya merehabilitasi gedung Pusat Pendidikan (Pusdik) Korps Brimob.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved