SINGGUNG Politisasi Utang Indonesia di Depan DPR, Sri Mulyani: Kita Beri Informasi Digoreng-goreng
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani blak-blakan soal isu politik berkaitan dengan utang Indonesia.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani blak-blakan soal isu politik berkaitan dengan utang Indonesia.
Hal itu disampaikannya di depan para anggota dewan dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR secara virtual, pada Kamis 12 November 2020.
Ia menegaskan, pihaknya terus menjaga transparansi keuangan negara, termasuk membuka besaran utang Indonesia.
Sri Mulyani mengaku tidak menutupi besaran utang, namun untuk rinciannya tidak dijelaskan karena berisiko dipolitisasi.
"Kalau transparansi publik, kita akan jaga terus karena tidak ada yang ditutup-tutupi. Mungkin saya melihat dinamika di masyarakat itu melihatnya sepotong-sepotong, sehingga menimbulkan isu politik yang terlalu dipolitisasi kepada satu arah," ujarnya.
Menurutnya, ada saja pihak yang memang sengaja membuat informasi utang negara dari satu segmen saja, sehingga menimbulkan disinfomasi.
"Jadi, kami juga melihat lho ini kita memberikan informasi yang banyak, tapi kemudian malah digoreng-goreng. Gitu lho," kata Sri Mulyani.
Baca juga: Indonesia Tambah Utang, Menkeu Sri Mulyani Umumkan Pinjaman Rp 15 Triliun dari Australia
Sementara itu, eks direktur pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, dirinya siap jika ada yang mau berdebat terkait utang asal sesuai substansi.
"Kalau debatnya sehat, kami tidak masalah, tapi masyarakat kadang membuatnya secara tidak sehat," pungkasnya.
Pinjam ke Australia
Terbaru soal utang Indonesia, Menkeu Sri Mulyani Indrawati dan Menkeu Australia, Josh Frydenberg mengumumkan pinjaman dari Australia kepada Indonesia sebesar 1,5 miliar dolar Australia.
Sri Mulyani mengatakan, pinjaman tersebut dengan masa pembayaran kembali selama 15 tahun yang merupakan wujud kerja sama strategis, komprehensif serta kemitraan kuat antara Australia dan Indonesia.
Pinjaman ini ditujukan untuk mendukung Program Covid-19 Active Response and Expenditure Support (CARES), yang dikoordinasikan oleh Asian Development Bank (ADB).
"Covid-19 memberikan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya kepada wilayah Indo Pasifik dan dunia. Australia dan Indonesia juga sangat terpengaruh oleh krisis kesehatan yang luar biasa ini, di mana tindakan pengendalian dan ketidakpastian telah menurunkan pertumbuhan ekonomi global dan perdagangan internasional," ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (12/11/2020).
Baca juga: UTANG INDONESIA Tembus Rp 5.868 Triliun, Sri Mulyani: Kita Bisa Debat, Jangan Pakai Benci & Kasar
Pinjaman ini akan digunakan untuk mendukung pembiayaan anggaran tahun 2020 yang fokus pada pengendalian Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).