Cerita 2 Gadis Bersaudara Asal Sanggau yang Jadi Korban Pencabulan Oleh Orangtuanya Sendiri
H dan L merupakan sepupu, ibu H merupakan adik dari ayah L, kedua sepupu ini bukan hanya memiliki hubungan darah, lebih dari itu, keduanya merupakan k
Penulis: Ferryanto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Dengan senyum lebar, H (16) dan L (17) , dua gadis belia asal Kabupaten Sanggau menyambut Tribun ketika di temui di sebuah rumah aman di Kota Pontianak.
Keduanya pagi itu terlihat ceria, namun terpancar dari kedua mata gadis belia itu, ada sebuah beban berat yang sedang di pikul keduanya.
H dan L merupakan sepupu, ibu H merupakan adik dari ayah L, kedua sepupu ini bukan hanya memiliki hubungan darah, lebih dari itu, keduanya merupakan korban kebejatan dari seorang pria berinisial MA(52) yang tak lain adalah ayah tiri dari H.
Kepada Tribun, secara lancar H dan L yang didampingi oleh NM (56) ayah L menceritakan nasib malang yang di alaminya.
Pada 10 Juni 2018, dan 26 Juni 2020, merupakan 2 tanggal yang tak akan pernah dilupakan H, dimana pada kedua tanggal itu, orang yang seharusnya menjadi pelindung dan pengayomnya didalam kehidupan, malah menjadi orang yang merusak masa depannya.
“Pertama kali kejadian, 10 Juni 2018, itu masih SMP, kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB. itu kejadian dirumah. sore itu dia baru pulang kerja, saya lagi didapur belakang, mama lagi masak di dapur tengah. lalu dia (pelaku) nyuruh mama beli pisang,’’tuturnya.
Ketika sang ibu pergi, MA lalu mandi di kamar mandi, dari kamar mandi, MA berteriak kepada H untuk menutup jendela dikamar tidurnya, dan tanpa curiga, H pun menuruti perintah itu.
“Pas sudah ditutup, saya dengar suara dia lari ke arah kamar, dan dia itu langsung masuk kamar dan ngunci kamar,’’
“Saya kan manggil dia Om, om kenapa om, dia itu langsung megang tangan saya lalu jatuhkan saya ke tempat tidur, lalu berbuat kayak gitu (mencabuli),’’ungkapnya.
H mengungkapkan, rasa ketakutan yang melanda membuatnya saat itu tak sanggup berbuat apapun, ketakutan itu membuat ia tak sanggup bergerak bahkan berteriak.
Puas melampiaskan birahinya, MA lalu mengancam H agar tak menceritakan hal itu kepada siapapun termasuk sang ibu, khawatir akan nyawanya dan sang ibu, H pun hanya bisa pasrah dan merahasiakan hal itu.
Setelah itu, H menjalani hari – hari dengan kenangan buruk sang ayah tiri terhadapnya, hingga 2 tahun berselang, ia berfikir itu merupakan pertama dan terakhirrnya, namun ternyata 26 Juni 2020, peristiwa nahas itu ia alami kembali.
“Itu kejadiannya di kebun sawit, pukul 17.30 WIB, dia maksa – maksa ngajak untuk kerumah istrinya yang lain, di desa lain, saya ndak mau, udah nangis, karena takut kejadian lagi, tapi ya udah, saya ikut, mama juga marah kalau saya ndak nurut,’’ungkapnya.
Baca juga: Dalam Tiga Bulan Polsek Siantan Mempawah Tangani 3 Laporan Kasus Pencabulan Anak Bawah Umur
Saat itu, iapun terpaksa menuruti kemauan MA, saat H sudah naik motor, L yang ketika itu melihat H berboncengan dengan MA lantas berpesan untuk hati – hati.
Hujan gerimis menemani perjalanan keduanya, setibanya di jalan areal perkebunan kelapa sawit, MA menghentikan sepeda motornya, dan berpura – pura buang air kecil.