Penanganan Covid
Lembaga Penelitian Dunia Ipsos Nilai Orang Indonesia Optimistis Kalahkan Covid-19
Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei Ipsos dipaparkan Reisa, sebesar 53 persen masyarakat optimis bantuan pemerintah untuk UMKM
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Lembaga penelitian dunia Ipsos menilai masyarakat Indonesia sebagai warga yang optimistis menaklukkan pandemi Covid-19.
Berdasarkan survei Ipsos juga, menyatakan 75 persen masyarakat Indonesia optimis ekonomi akan menguat dalam 6 bulan mendatang.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro, saat memberikan keterangan pers secara virtual, Jumat 6 November 2020.
Baca juga: HASIL MotoGP Malam Ini - Juara GP Eropa 2020, Joan Mir Kunci Gelar Juara Dunia MotoGP di Valencia?
"Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (testing, tracing dan treatment) pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya semakin membaik terus," kata Reisa.
Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei Ipsos dipaparkan Reisa, sebesar 53 persen masyarakat optimis bantuan pemerintah untuk UMKM
46 persen masyarakat optimis vaksin akan ditemukan, 37 persen masyarakat optimis bantuan tunai untuk masyarakat.
Baca juga: POSISI MotoGp Saat Ini, Joan Mir dan Alex Rins Bisa Podium Bersama | Www.useetv.com Trans7 Live
Lalu 32 persen masyarakat optimis stimulus keuangan untuk pemilik usaha dan 30 persen masyarakat optimis terhadap program kartu prakerja.
Optimisme ini, kata Reisa, tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.
Baca juga: 113 Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ketua DPRD Sanggau Ingatkan Disiplin Prokes
Dan juga, laporan pantauan Satgas Penanganan Covid-19 telah menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober - 1 November lalu.
Bahkan saat ini disiplin mencuci tangan sudah tidak lepas dari kebiasaan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Hal ini juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children's Fund (UNICEF) dan Nielsen menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktekkan masyarakat Indonesia.
Baca juga: HASIL MotoGP Hari Ini Trans7 Live, Quartararo Crash MotoGp, Joan Mir Dekati Juara Dunia MotoGp 2020?
"Sayangnya, 3M sendiri masih dipraktekkan secara terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak. Yang bagus sih, semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan. Kalau dilakukan bersamaan maka risiko Covid-19 akan langsung turun drastis, dan penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen," ujarnya.
Lalu optimisme lain dari penelitian Ipsos menyebutkan, semangat tinggi dan upaya mencari dan juga menyediakan vaksin Covid-19.
Baca juga: Warga Menjalin Isolasi Mandiri, Pemkab Landak Salurkan Bantuan Paket Sembako
Ada vaksin yang dikembangkan oleh Indonesia sendiri, ada yang kerjasama dengan negara-negara lain dalam kerangka kerjasama global dan multilateral.
Reisa lalu mengangkat sebuah opini di harian Kompas yang terbit 5 November 2020, yang ditulis Prof Gusti Ngurah Mahardika. Dalam opini tersebut Prof Mahardika menegaskan bahwa vaksin yang akan digunakan adalah vaksin yang pasti aman, dan berkhasiat yang tinggi.