Update Hitung Cepat Pilpres AS Jumat Siang – Joe Biden Menuju Gedung Putih Gusur Donald Trump
Calon presiden (capres) Amerika Serikat ( AS) petahana dari Partai Republik Donald Trump marah dan mengklaim dia telah dicurangi dalam pilpres AS.
Di Arizona dan Nevada, Biden mempertahankan keunggulannya untuk sementara.
Jika Biden memenangkan kedua negara bagian itu, praktis dia akan memperoleh 270 electoral vote (suara elektoral) dan mengambil alih Gedung Putih.
Tetapi potongan terbesar dari teka-teki itu adalah Pennsylvania, di mana keunggulan awal Trump lagi-lagi terus terkuras setelah petugas menghitung suara dari mail-in yang baru saja masuk.
Menurut penghitungan Fox News dan Associated Press, Biden unggul dengan 264 suara elektoral dengan masuknya Arizona di kubu capres dari Partai Demokrat tersebut.
Kalau Arizona tidak dimasukkan ke dalam wilayah yang dimenangi oleh Biden, maka mantan Wakil Presiden tersebut memperoleh 253 suara elektoral.
Jika Biden mengambil alih Pennsylvania, dia akan meraup 20 suara elektoral vote tambahan dan akan langsung menggamit 273 suara elektoral kalau saja tiba-tiba kehilangan Arizona.
Dengan lebih dari 325.000 surat suara tersisa, pejabat yang mengawasi pemilihan di Pennsylvania, Kathy Boockvar, mengatakan kepada pers bahwa dia tidak dapat memberikan perkiraan untuk penghitungan lengkap.
Baca juga: PARA PAKAR Hukum Kecam Kecerobohan Trump, Hasil Piplres AS 2020 Biden Berpeluang Menang?
"(Gap-nya) sangat dekat di Pennsylvania, kan?
Jadi itu berarti butuh waktu lebih lama untuk benar-benar melihat siapa pemenangnya,” Kata Boockvar.
Hasil terbaru menunjukkan keunggulan Trump di negara bagian tersebut menyusut menjadi sekitar 61.000 suara atas biden.
Trump Coba Hentikan Penghitungan
Tim Kampanye Trump terus berkeras bahwa Trump bakal menang. Mereka mengklaim bahwa surat suara dari pendukung Trump banyak yang tidak dihitung.
Tetapi fokus Trump yang luar biasa adalah mengklaim dengan tanpa bukti bahwa dia adalah korban penipuan massal.
Trump mengumumkan kemenangan sebelum waktunya pada Rabu 4 November 2020 dan mengancam akan mencari intervensi Mahkamah Agung untuk menghentikan penghitungan suara.
Sejak itu, timnya menyebar ke seluruh negara bagian, menantang hasil penghitungan suara di pengadilan, dan mengadakan serangkaian konferensi pers di mana para pendukung mengajukan tuduhan penyimpangan.