Ustadz Adi Hidayat Tanggapi Pernyataan Macron: Kalau Peci Tak Masuk Kepala, Jangan Disoal Kepalanya

Memulai pernyataannya, Ustadz Adi Hidayat mengatakan, kalau anda menemukan golongan orang beriman, tapi perbuatannya merusak dan yang berbahaya merusa

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube Adi Hidayat Official
Ustadz Adi Hidayat 

UAH mencontohkan ada satu kampus di Indonesia. Lalu ada oknum di dalamnya korupsi.

''Apa anda katakan semua anak kampus itu koruptor?,'' katanya.

UAH kemudian menyampaikan contoh yang lain. Ada orang warga Perancis, dan tidak semua orang Perancis seperti ini.

''Ini yang membedakan kita dengan penyakit Macronisme tadi,'' katanya.

UAH melanjutkan, ada seorang Perancis dia memenggal 305 masa depan anak kecil. Seorang pedofil. 

''Dia berbuat suatu yang buruk, dia berbuat pedofil kepada 305 anak Indonesia. Anda bayangkan,'' katanya. 

Tapi indahnya orang Indonesia, dahsyatnya kebesaran berfikir. 

''Masyarakat muslim terbesar di dunia, tidak pernah satupun orang Islam Indonesia mengatakan orang Perancis pedofil. Tidak,'' tegasnya.

''Hanya mengatakan ini oknum. Silakan tindak dengan hukum yang berlaku. Padahal dia telah memenggal 305 masa depan anak-anak itu untuk dewasanya,'' paparnya.

Tapi inilah cara berfikir kita. Tidak pernah menggeneralisir sesuatu sehingga menjadi sesuatu yang luas.

''Ini cara berfikir kita, sehingga kita koreksi dan kita doakan menjadi baik. Tidak harus kemudian kita arahkan pada sesuatu yang kontraproduktif juga,'' katanya.

''Bagi teman-teman, saudari-saudariku yang dari Paris, Perancis, sekitaran yang ada di Indonesia, anda semua diterima dengan baik. Insya Allah kita jadi teman yang baik, bersahabat dengan baik,'' paparnya.

Ustadz Adi Hidayat mengatakan dirinya juga pernah ke Paris.

''Alhamdulillah kita bisa berbaur dalam kebaikan. Saya yakin kita semua baik. Hanya kesalahan berfikir itu kita luruskan,'' katanya.

UAH mengatakan, mudah-mudahan apa yang sampai dari Presiden Macron pun ini boleh jadi hanya kesalahan berfikir.

''Tapi kalau penyakit, itu yang berbahaya. Makanya itu yang saya sebut dengan Macronisme. Kalau itu jadi penyakit, jadi paham, mesti kita perbaiki sehingga tidak menimbulkan kekerasan baru yang muncul di lingkungan masyarakat,'' pungkasnya. 

Simak selengkapnya dalam video berikut ini:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved