Virus Corona Masuk Kalbar
BREAKING NEWS - Gubernur Sutarmidji Umumkan Dua Pasien Covid-19 Meninggal di RSUD Soedarso Hari Ini
Sutarmidji menerangkan dua pasien itu meninggal saat dibawa ke RSUD Soedarso kondisinya sudah parah.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalbar, Sutarmidji mengumumkan hari ini ada dua pasien Covid-19 meninggal dunia.
Pasien yang meninggal tersebut dirawat di RSUD Soedarso Pontianak.
Sutarmidji menerangkan dua pasien itu meninggal saat dibawa ke RSUD Soedarso kondisinya sudah parah.
"Kandungan virus dalam tubuhnya sudah jutaan, nah saya mengimbau pada seluruh masyarakat Kalbar jika ada perubahan dalam kondisi kesehatan segera berobat," ucap Sutarmidji saat diwawancarai, Minggu (25/10).
Ia menegaskan segeralah mendatangi layanan kesehatan dan segera ke dokter atau rumah sakit.
Jika mengalami perubahan pada kondisi tubuh, segeralah meminta untuk di swab dan semuanya gratis, tidak bayar.
"Swab itu tidak bayar dan kalau sudah parah baru dibawa ke rumah sakit, maka perlu tindakan yang menggunakan alat-alat pembantu," karanya.
Masalah saat ini menurut Sutarmidji adalah alat-alat pembantu dalam penanganan pasien Covid-19 sangat terbatas.
"Selain alat yang terbatas, obat-obatan juga harganya mahal," jelas Midji.
Ia menjabarkan seperti remdesivir obat yang diberikan pada pasien Covid-19 harganya satu fial mencapai Rp1, 6 juta.
Sedangkan untuk satu pasien yang sudah parah membutuhkan minimal 11 fial, maka dapat dihitung 1 pasien memerlukan biaya Rp 17,6 juta.
Itu hanya remdesivir saja, belum lagi obat-obat lainnya serta alat-alat pendukung perawatannya.
Remsidiver ini sangat sulit untuk mendapatkannya.
Bahkan terkadang Midji menuturkan harus meminjam dari rumah sakit lainnya.
"Kemudian kadang kita sudah melakukan dan mengusahakan membawa plasma darah dari RS Gatot Subroto untuk pasien yang parah,"
Ia berharap apabila ada perubahan pada kondisi badan dan merasakan kurang sehat segera cek kesehatan sehingga cepat ditangani.
Dengan cepat ditangani maka virusnya belum banyak.
Penanganan yang dilakukan tentu berbeda antara pasien yang tidak ada penyakit bawaan dan yang mempunyai penyakit bawaan.
Penyakit bawaan diabet, darah tinggi, jantung dan ginjal apabila terinfeksi Covid-19 Midji menegaskan akan membuat kondisi semakin parah.
"Virus ini bertambah dalam waktu perdetik dan saya minta pada seluruh masyarakat gunakan masker dan jaga jarak," sarannya.
Ia menegaskan saat ini tidak ada yang tahu siapa yang terpapar dan siapa yang tidak.
Sebaiknya selalu terapkan protokol kesehatan bahkan jika perlu gunakan sarung tangan.
Dampak pandemi Covid-19
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar), Manto ada sekitar 752 pekerja di PHK, dan 4.730 pekerja yang dirumahkan di Kalbar karena terdampak Pandemi Covid-19.
Data tersebut merupakan data rekapitulasi pekerja yang di PHK dan dirumahkan dampak dari pandemi Covid-19 sampai pada 7Oktober 2020 dari Kabupaten Kota di Kalbar.
Dari data di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kalbar per 7 Oktober 2020, jumlah pekerja yang dirumahkan dan di-PHK dampak pandemi Covid-19 sudah mencapai 4.730 orang. Terbagi dari 752 orang yang di-PHK dan 3.978 orang yang dirumahkan.
Jumlah tersebut tersebar di seluruh kabupaten/kota se-Kalbar. Dimana untuk korban PHK terbanyak ada di Kota Pontianak sebanyak 232 orang.
Sedangkan pekerja yang dirumahkan terbanyak di Ketapang sebanyak 1.813 orang.
Menurut Manto pihaknya telah berupaya mengakomodir para pekerja ini dengan berbagai program.
Program-program yang sudah disusun sejak tahun lalu diarahkan dengan prioritas antara lain ke para pekerja yang terdampak pandemi Covid-19.
Adapun upaya yang telah dilakukan yakni mendorong pencari kerja untuk mengikuti program Kartu Prakerja.
Lalu meningkatkan program pelatihan yang dilengkapi dengan sertifikasi keahlian. Termasuk juga memfasilitasi tenaga kerja yang memiliki keahlian tertentu untuk mendapatkan sertifikasi keahlian.
"Kami juga lakukan pemetaan peluang digitalisasi usaha untuk perluasan kesempatan kerja dan melakukan perluasan kesempatan kerja melalui program padat karya dan program tenaga kerja mandiri," ujar Manto.
Adapun rekapitulasi pekerja yang di PHK dan dirumahkan dampak dari pandemi Covid-19 sampai pada 7Oktober 2020 dari Kabupaten Kota di Kalbar, sebagai berikut :
1. Pontianak
PHK : 232
Dirumahkan : 1332
Jumlah : 1564
2. Mempawah
PHK : 35
Dirumahkan : 230
Jumlah: 265
3. Kubu Raya
PHK : 192
Dirumahkan : 62
Jumlah: 254
4. Landak
PHK : 133
Total: 133
5. Bengkayang
PHK: 3
Dirumahkan : 125
Total: 128
6. Singkawang
PHK: 26
Dirumahkan: 162
Total : 188
7. Sambas
PHK: 26
Dirumahkan: 107
Total: 133
8. Sanggau
PHK: 25
Dirumahkan: 47
Total: 72
9. Sekadau
PHK: 4
Dirumahkan : 98
Total: 102
10. Melawi
PHK: 3
Dirumahkan : 1
Total: 4
11. Sintang
PHK: 18
Dirumahkan: 18
12. Kapuas Hulu
PHK: 25
Dirumahkan: 1
Total: 26
13. Ketapang
PHK: 29
Dirumahkan : 1.813
Total: 1.842
14. Kayong Utara
PHK: 1
Total: 1
Jumlah dari Kabupaten Kota se-Kalbar
PHK : 752
Dirumahkan : 3.978
Jumlah : 4.730