Debat Capres AS Trump Vs Biden: Hujan Interupsi dan Panas, Emosi Saling Teriak hingga Strategi Bully

Debat perdana pemilihan presiden (pilpres) Amerika Serikat ( AS) antara Donald Trump dan Joe Biden berlangsung panas.

AFP
ILUSTRASI - Seorang warga membawa bendera Amerika Serikat. 

Namun di sisi lain pertanyaan lain yang muncul adalah apakah strategi ini akan membuat pemilih menjatuhkan pilihan ke Trump.

Suami Melania Trump itu gagal menyampaikan kepada calon pemilih mengapa dia harus diberi kesempatan 4 tahun lagi untuk memimpin negeri “Paman Sam”.

Tidak ada program baru atau agenda jelas yang disampaikan oleh taipan real estate itu.

Trump membuang kesempatan emas mengingat data terakhir agregasi rataan survei nasional oleh FiveThirtyEight menunjukan Trump tertinggal jauh 7,1 poin dari Biden.

Walau Trump terlihat mengontrol jalannya debat yang dimoderatori oleh Chris Wallace dari Fox News, debat dianalisa berlangsung draw atau seimbang karena kemampuan Biden memanfaatkan sekecil apapun waktu yang dimilikinya di tengah tekanan interupsi lawannya.

Berkali-kali politisi kawakan berusia 77 tahun itu menggunakan strategi berbicara menatap langsung ke kamera atau layar televisi yang disaksikan jutaan mata penonton menyampaikan dengan ringkas dan lugas ketidakbecusan Trump.

Taktik penggunaan sound bite Biden jelas diarahkan ke undecided voters dan pemilih yang masih ragu-ragu “Di bawah Trump, Amerika semakin lemah, semakin sakit, semakin miskin, semakin terpecah, dan semakin penuh (dengan) kekerasan,” ujar Biden.

JOE BIDEN - Kandidat presiden dari Partai Demokrat sekaligus mantan Wakil Presiden AS Joe Biden berpidato di Philadelphia, Selasa, 2 Juni 2020.
JOE BIDEN - Kandidat presiden dari Partai Demokrat sekaligus mantan Wakil Presiden AS Joe Biden berpidato di Philadelphia, Selasa, 2 Juni 2020. ((AP via Kompas.com/Matt Rourke))

Biden juga terlihat tenang dan mencoba semampu mungkin mengendalikan emosinya.

Itu pun tidak menghindarkan dia dari beberapa kali melontarkan kedongkolan kepada Trump seperti, “Bisa diam tidak, Bung?” Suami Jill Biden ini juga meledek Trump sebagai presiden terburuk dalam sejarah dan menyerangnya sebagai pembohong dan penipu.

Perbedaan mendasar Biden dan Hillary Clinton yang dikalahkan Trump pada pilpres 2016 adalah Biden mampu tersenyum dan tertawa menanggapi hujan serangan yang dilancarkan Trump.

Gestur tubuh Biden yang lebih rileks dari Clinton menunjukan Biden telah mempersiapkan diri matang melawan gaya debat Trump yang terkenal tidak terarah.

Sejumlah isu yang dibahas di debat pertama adalah mengenai politik pemilihan Hakim Agung AS pengganti Ruth Bader Ginsburg, penanganan pandemi Covid-19, krisis rasial yang sedang melanda AS, ekonomi, pemanasan global, dan integritas hasil pemilu.

Namun pada akhirnya topik-topik itu tidak pernah terbahaskan dengan jelas karena betapa kacaunya debat.

Fokus debat berpindah dengan cepat dari satu topik ke topik lain apalagi Trump kerap sesuka hati mengganti-gantinya.

Debat berikutnya adalah debat cawapres petahana Mike Pence dan Senator California Kamala Harris yang akan digelar pada Rabu 7 Oktober di Universitas Utah di kota Salt Lake City.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Debat Pilpres AS Panas dan Kacau! Trump Kerahkan Strategi Interupsi dan Bully untuk Cegat Biden"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved