Guru di Tapal Batas Rela Nangkring di Atas Pohon Berjam-jam demi Jaringan Internet

Kalau nangkring cari sinyal ikut webinar di Jelemuk baru sekali. Di Jelemuk juga susah sinyal. Adanya cuma dibeberapa titik saja.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Seperti inilah kondisi siswa dan guru yang mencari sinyal demi mengikuti webinar dan mengirim tugas sekolah.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Keterbatasan infrastruktur internet tak menyurutkan para guru di tapal batas untuk terus menempa kompetensinya.

Mereka rela menempuh perjalanan berat berjam-jam, demi bisa mengikuti webinar.

Seperti yang dirasakan oleh Andi Selvina, guru Program Guru Garis Depan (PGD) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang bertugas di SD Negeri 18 Lubuk Kedang, Kecamatan Ketungau Tengah, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.

Lulusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Lampung, ini merasakan sulitnya pergi ke desa yang Jelemuk, desa perbatasan Sintang-Kapuas Hulu bersama rekannya.

Bupati Sanggau Pimpin Rakor Persiapan Proses Belajar Mengajar Secara Tatap Muka

"Kalau nangkring cari sinyal ikut webinar di Jelemuk baru sekali. Di Jelemuk juga susah sinyal. Adanya cuma dibeberapa titik saja. Kalau mau ikut webinar, mesti naik pohon baru bisa dapat sinyal," cerita Andi Selvina, Selasa (29/9/2020).

Pohon tempat nangkring para siswa dan guru di Jelemuk hanya memanfaatkan cabang pohon di atas gundukan pinggir jalan.

"Untuk ikut webinar di sana mesti naik pohon baru bisa dapat sinyal. Tempat itu juga digunakan siswa SMP dan SMA yang lagi daring kerjakan tugas," katanya.

Terkahir, Andi mengikuti Webinar tentang pengenalan dan pemanfaatan aplikasi Microsoft Kaizala dalam pembelajaran daring.

Selama ikut webinar, jaringan internet tak selamanya lancar. Lebih banyak nyendat.

"Sering banget ikut webinar. Cuma nangkring pohon baru kemaren itu. Dari jam 1 siang sampai jam 3 sore. Tapi ya gitu sinyal timbul tenggelam," ungkap Andi Selvina.

Jarak ke Desa Jelemuk dari Desa Nanga Kelapan, tempat tinggal Andi waktu tempuhnya 2 jam dengan kondisi jalan tanah rusak parah.

UBSI Bersama Yayasan Puteri Indonesia Akan Gelar Webinar Pemuda Digital

Di Desa Nanga Kelapan, jaringan internet juga nyendat. Setiap kali ikut webinar, bisa sampai 10 kali login join meeting room.

Andi termasuk sering ikut webinar. Semuanya diikutinya dengan sabar meski ditengah keterbatasan. Kadang ketika dia diminta jadi pemateri webinar, Andi pergi ke kota kabupaten.

"Webinar untuk menambah ilmu dan wawasan mengenai kurikulum darurat yang pas untuk digunakan dalam masa pandemi ini. Hampir tiap Minggu ada webinar saya ikuti. Dan bahkan ada beberapa kegiatan pelatihan dan webinar kebetulan saya yang ngisi, saya pergi ke Sintang. Karena gak mungkin ngisi kegiatan dalam kondisi sinyal yang tidak memadai. Nanti pastinya tidak maksimal," kata Andi Selvina.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved