BACAAN Doa Buka Puasa Tasua Jumat 28 Agustus 2020, Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura Bulan Muharram

Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasua yang dilaksanakan hari ini:

idc.or.id
Ilustrasi - Puasa Tasua dan Puasa Asyura. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam yang sedang melaksanakan puasa sunah Tasua hari ini, Jumat (28/8/2020). 

Diketahui bahwa puasa Tasua (tasu'a) tanggal 9 Muharram 1442 Hijriyah atau tepatnya hari ini. 

Puasa Tasua merupakan puasa sunnah yang bisa menghapuskan dosa setahun yang lalu.

Doa Buka Puasa Tasua 9 Muharram 1442 Hijriyah dan Bacaan Niat Puasa Asyura 10 Muharram 1442 Hijriyah

Imam Nawawi rahimahullaah menyebutkan ada tiga hikmah disyariatkannya puasa pada hari Tasua yang dilaksanakan hari ini:

1. Untuk menyelisihi orang Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh saja.

2. Untuk menyambung puasa hari Asyura dengan puasa di hari lainnya, sebagaimana dilarang berpuasa pada hari Jum’at saja.

3. Untuk kehati-hatian dalam pelaksanaan Puasa Asyura, dikhawatirkan hilal berkurang sehingga terjadi kesalahan dalam menetapkan hitungan, hari kesembilan dalam penanggalan sebenarnya sudah hari kesepuluh.

Setelah puasa Tasua, keesokan harinya memang sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa Asyura. 

Puasa asyura dilaksanakan pada 10 Muharram 1442 Hijriah atau bertepatan Sabtu 29 Agustus 2020. 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

((…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.))

“… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.” HR Muslim no. 1162/2746.

Puasa Asyura menjadi puasa yang paling dikenal masyarakat.

Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:

(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)

“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.”

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved