Ketua PGRI Ketungau Hilir Ungkap Ada Satu SD Muridnya Hanya 25 Orang

Kami juga mengalami kekurangan sarana dan prasarana fasilitas pendidikan baik gedung sekolah, perpustakaan, rumah dinas guru dan lainnya

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin
TRIBUN PONTIANAK/ Anwar
Ketua PGRI Kecamatan Ketungau Hilir, Juniwan memberikan sambutan saat rapat koordinasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Ketungau Hilir tahun 2020, di Halaman SMA Negeri 1 Ketungau Hilir, Desa Beloh Mulyo, Kecamatan Ketungau Hilir, kemarin.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Ketua PGRI Kecamatan Ketungau Hilir, Juniwan mengungkapkan saat Kecamatan Ketungau Hilir sangat kekurangan jumlah guru, dimana yang paling banyak guru honorer dan guru kontrak di bandingkan dengan yang ASN.

"Kami juga mengalami kekurangan sarana dan prasarana fasilitas pendidikan baik gedung sekolah, perpustakaan, rumah dinas guru dan lainnya," beber Juniwan saat rapat koordinasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Cabang Ketungau Hilir tahun 2020, di Halaman SMA Negeri 1 Ketungau Hilir, Desa Beloh Mulyo, Kecamatan Ketungau Hilir, kemarin.

Selain itu Juniwan juga menyebut, sekolah di Kecamatan Ketungau Hilir ini pada umumnya memiliki jumlah murid yang sedikit, hanya 50%.

IKIP PGRI Pontianak Raih Peringkat 5 Perguruan Tinggi Swasta Terbaik se-Kalimantan Tahun 2020

"Ada yang muridnya 25 orang satu SD, jadi muridnya yang diatas 100 itu hanya ada beberapa sekolah," ungkap Juniwan.

Minimnya jumlah siswa berpengaruh terhadap penerimaan dana BOS, dimana dana BOS yang diterima sedikit kalau jumlah muridnya sedikit.

Sehingga hal itu berdampak terhadap angara operasional sekolah menjadi minim, hal itu pun sering menjadi keluhan para kepala sekolah.

"Kami berharap dana bosda akan ada kembali, kami yakin pemerintah daerah dan DPRD memiliki kewenangan mengadakan mengadakan kembali dana bosda tersebut," ujar Juniwan

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved