Jelang Pilkada, Kemenag Kapuas Hulu Ajak Masyarakat Ciptakan Kondisi Aman, Damai, dan Sejuk

Syahrul juga mengapresiasi kepada FKUB yang selama ini begitu cepat respon, apabila ada persoalan dan selalu hadir menyelesaikan setiap persoalan, seh

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Dialog menciptakan rasa aman, damai dan sejuk menjelang Pilkada, di Sekretariat FKUB Kapuas Hulu, Senin (24/8/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Menghadiri kegiatan kegiatan dialog untuk menciptakan rasa aman, damai dan sejuk menjelang Pilkada, di Sekretariat FKUB Kapuas Hulu, Senin (24/8/2020).

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Kapuas Hulu, Syahrul mengucapkan terimakasih kepada FKUB Kapuas Hulu, yang telah melaksanakan kegiatan yang positif seperti ini.

"Dimana rasa keamanan, kerukunan dan keharmonisan di Kapuas Hulu selama ini sudah terbangun dan terjaga dengan baik, itu harus kita jaga bersama," ujarnya.

Syahrul juga mengapresiasi kepada FKUB yang selama ini begitu cepat respon, apabila ada persoalan dan selalu hadir menyelesaikan setiap persoalan, sehingga kedamaian dan keamanan selalu terjaga.

FKUB Gelar Dialog Pilkada Rasa Aman, Damai dan Sejuk di Kapuas Hulu

"Kalai menurut saya ada beberapa cara dalam mengatasi masalah isu Sara, diantaranya adalah, dengan berdoa, mengendalikan emosi dalam mengatasi persoalan, jangan memanggil orang lain dengan julukan, jangan menghakimi dan berpikiran negatif, dan jangan memaksakan kehendak kepada orang lain kemudian memikirkan hal yang positif," ucapnya.

Maka dari itu dihimbau kepada seluruh masyarakat Kapuas Hulu, agar atribut keagamaan tidak dijadikan alat politik menjelang pelaksanaan Pilkada serentak 9 Desember 2020.

"Kita cegah bersama jangan sampai atribut keagamaan di jadikan alat politik, karena agama itu sifatnya sakral dan sebagai penyejuk untuk menciptakan rasa aman dan damai, itu harus kita pahami bersama," ujarnya.

Selain itu kata Syahrul menjelang Pilkada ini sebaiknya tingkatkan spiritual dalam keagamaan, agar tidak saling menimbulkan fitnah dan meninggalkan praktek kotor dalam berpolitik.

"Yang perlu menjadi perhatian bersama juga yaitu, berkampanye bijak di media sosial, karena media sosial kebanyakan digunakan sebagai penyebaran berita hoaks dan ujaran kebencian," ungkapnya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved