Breaking News

Prestasi Karolin Margret Natasa Bukti Kaum Hawa Bisa Bersaing

Betapa tidak, Karolin Margret Natasa berhasil meraih suara tertinggi untuk DPR RI pada Pemilu 2014.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
Bupati Karolin menyaksikan upacara penurunan bendera Merah Putih di Istana Negara secara virtual di Kantor Bupati Landak, Senin (17/08/2020). 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Karolin Margret Natasa menjadi satu diantara srikandi Kalbar yang paling fenomenal.

Betapa tidak, Karolin Margret Natasa berhasil meraih suara tertinggi untuk DPR RI pada Pemilu 2014.

Raihan suara dari Bupati Landak ini bahkan mengalahkan tokoh-tokoh nasional yang sedang moncer saat itu.

Tercatat, saat maju di Pileg 2009-2014, Karolin menjadi tiga besar peraih suara tertinggi dan hanya dibawah Edhie Baskoro Yudhoyono dan Puan Maharani.

Dorong Perkembangan Pertanian, Karolin Margret Natasa: Saya Suruh Tanam Agar Ibu Bapak Ada Tambahan

Sementara di Pileg 2014-2019, Karolin menjadi yang tertinggi dengan keseluruhan mengantongi 397.481 suara, diikuti Puan Maharani 369.927 suara dan ketiga Koster 255.064 suara.

Hal ini pun menunjukan jika kaum hawa dapat bersaing di pileg 2019 dan bukan hanya sebagai pelengkap.

Seperti itulah yang diharapkan oleh Presedium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Kalbar, Umi Rifdiawaty belum lama ini.

Bupati Landak Karolin, Margret Natasa saat menyerahkan bantuan sosial nutrisi untuk penyandang disabilitas yang terdampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Landak Tahun 2020 dan penerima asistensi sosial penyandang disabilitas tahun 2020.
Bupati Landak Karolin, Margret Natasa saat menyerahkan bantuan sosial nutrisi untuk penyandang disabilitas yang terdampak pandemi Covid-19 di Kabupaten Landak Tahun 2020 dan penerima asistensi sosial penyandang disabilitas tahun 2020. (TRIBUN PONTIANAK/ ISTIMEWA/Deckie  )

Umi mengatakan, dalam proses demokrasi semua warga negara memiliki peluang yang sama tanpa membedakan latar belakang apapun. 

Hanya saja dalam proses panjangnya, demokrasi masih sangat didominasi oleh laki-laki.
Sedangkan perempuan aksesnya masih sangat terbatas, untuk itu diperlukan tindakan khusus sementara atau aksi afirmasi untuk perempuan dibidang politik. 

Keberadaan anggota legislatif perempuan, kata dia, dapat memberikan warna lain dan pengaruh terkait kinerja DPRD, hal yang paling mudah misalnya adalah disiplin dalam menepati waktu, meskipun ini harusnya dilakukan oleh semua anggota legislatif.

Sebelumnya, Kabid Kajian Politik Perempuan Pokja Rumah Demokrasi, Elfira Apriyanti juga menilai pentingnya peran perempuan di dunia politik.

Dengan peran itu, kaum perempuan dihatapkan mampu menciptakan suatu edukasi khususnya untuk perempuan di dunia politik misalnya, agar 30 persen yang sudah disediakan akan terpenuhi dan tentu hasilnya akan lebih maksimal dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.

"Anggota dewan perempuan harus bisa mewujudkan kepentingan kaum perempuan pula," kata Elfira.

Update berita pilihan

tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak

Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved