Ahli Epidemiologi Sebut Swab Test Harus Lebih Gencar Dilakukan untuk Mentracking Sebaran Covid-19
Salah satu diantaranya, Dr. Malik menyebutkan harus dilakukan lebih gencar swab test di tempat umum untuk mentracing adanya virus corona.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Baru-baru ini ditemukan kasus baru yaitu dua pengunjung warkop di Pontianak dinyatakan positif covid-19.
Ahli Epidemiologi sekaligus ketua tim kajian ilmiah covid-19 Poltekkes Kemenkes Pontianak dan Ketua Muhmamadiyah Covid-19 command Center (MCCC) Kalbar, Dr. Malik Saepudin SKM, M.Kes menjelaskan bahwa diperlukannya upaya yang lebih gencar dalam pengawasan terhadap kondisi di Pontianak.
Salah satu diantaranya, Dr. Malik menyebutkan harus dilakukan lebih gencar swab test di tempat umum untuk mentracing adanya virus corona.
"Jadi sebenarnya maraknya penularan Covid-19 yang disinyalir antara penumpang pesawat dan beberapa pemeriksaan di cafe juga ditemukan positif covid-19. Inilah bedanya ketika pelacakan kasus, yang harus diikuti sebagai syarat dari WHO contact tracing jumlah orang berkumpul di cafe atau tempat umum," ucapnya.
• Berikut Paparan Malik Saepudin Munculnya Kasus Baru Covid-19 hingga Pelajar, Guru dan Anggota DPRD
Dr. Malik menerangkan bahwa langkah Pemprov Kalbar telah sesuai dengan yang dianjurkan oleh WHO.
Alasan untuk gencar melakukan swab test dikatakannya lantaran, bisa dengan cepat untuk mengetahui seseorang positif covid-19 atau tidak.
"Pemerintah harus gencar untuk swab test karena realtime yang tepat dan cepat dengan PCR dan lebih baik 80 hingga 90 persen dari pada raoid test. Tidak memerlukan waktu lama, jika ada orang yang tertular covid-19. Dan penyebaran bisa langsung dicegah." ungkapnya.
Perbandingan rapid test dengan swab test dikatakannya apabila dilakukan rapid test masih memerlukan waktu lama.
Sedangkan apabila di swab test tentu bisa diketahui pada waktu itu juga.
"Kalau di rapid test mungkin masih bisa lolos ," katanya.
Alasan untuk lebih gencar melakukan swab test PCR lantaran dikhawatirkan ada warga yang datang dari luar daerah zona merah berkunjung ke Kalbar.
"Maka harus berhati-hati, saya katakan lagi pergerakan covid-19 ini ikut makhluk hidup yang bisa ditumpangi yaitu manusia. Penyebaran akan semakin meningkat tergantung aktivitas manusianya," bebernya.
Menurutnya, kondisi Kalbar saat ini sudah baik, hanya sebagian kecil yang zona kuning dan sebagian besar zona hijau.
Tentu ditegaskannya harus dipertahankan oleh Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Kalbar maupun seluruh masyarakat Kalimantan Barat.
"Ini harus dipertahankan agar tak tertular dari wilayah lain. Harus tetap mengikuti Protokol Kesehatan, karna covid-19 masih berlangsung," ujarnya.
Meski sudah berada di era new normal.
• Terjaring Razia di Kafe 1 Positif Covid-19, Harisson: Kalbar Tambah Lima Kasus Baru
Namun dikatakannya tentu masyarakat tak boleh abai terhadap protokol kesehatan.
"Meski berdampak pada ekonomi, namun protokol kesehatan harus dilakukan dengan baik," jelasnya.
Bahkan disinggungnya, untuk aktivitas penerbangan dari zona bahaya juga harus dilakukan pengawasan yang sangat ketat bahkan holeh saja ditutup sementara waktu.
"Aktivitas pesawat jeda waktu terbang maskapai, harus dilakukan disinfektan agar lebih stabil. Karena tanggung jawab moral bagi pengusaha agar berhati-hati," jelasnya lagi.
Pada saat penerbangan berlangsung, lanjut Dr. Malik, di pesawat ada partikel udara yang buruk, dimana covid-19 bisa berada disitu maka dengan cepat menular. Maka tidak hanya penumpang tapi petugas pesawat juga harus dilakukan pemeriksaan swab test.
Hal itulah menurutnya yang disebut contact tracing untuk mencegah penyebaran covid-19.
"Perlu dijadikan garis bawah oleh pejabat yang berwenang yaitu Pemprov Kalbar, karena punya kewenangan untuk itu. Tidak ada cara lain yang lebih besar kecuali swab test untuk mencegah covid-19. Maka tindakan yang dilakukan seperti ini sudah tepat," pungkas Dr. Malik. (*)