Bupati Muda Dorong ASN Kubu Raya Beli Beras Lokal
Kita ingin memberikan peta jalan supaya sama-sama membantu petani dan itu dimulai dari kita dulu di pemerintahan.
Penulis: Muzammilul Abrori | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan menegaskan komitmennya untuk menghidupkan kembali program beras lokal Kubu Raya, pada Jumat (7/8/2020).
Hal itu dilakukan dengan memberikan jaminan pasar sistemik yang konkret.
Salah satu caranya melalui kerja sama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya dengan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kubu Raya.
Dalam jaminan pasar sistematik ini, para Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Kubu Raya diarahkan untuk membeli beras produksi masyarakat petani lokal.
Dimana Muda Mahendrawan mengatakan di dalam gaji ASN terdapat komponen tunjangan beras.
Sehingga kerja sama pembelian beras lokal melalui KTNA sama sekali bukan paksaan.
Sebab sejatinya Muda menjelaskan dana pembelian beras telah ada di dalam gaji setiap ASN.
“Seperti diketahui, dalam penghasilan ASN itu ada jatah beras. Cuma belum dibelikan langsung. Nah, kita mengarahkan saja," tuturnya, Jumat (7/8/2020).
"Artinya tidak memaksa karena memang sudah ada uang jatah berasnya. Kita ingin memberikan peta jalan supaya sama-sama membantu petani dan itu dimulai dari kita dulu di pemerintahan. Jadi harus memberi teladan,” kata Muda menjelaskan.
• Keluhan Masyarakat Desa Penyarang Ketapang Bakal Disampaikan Christiandy Sanjaya
Ia mengatakan pertemuan tindak lanjut kerja sama dengan KTNA yang sudah dilakukan sangat penting dilakukan.
Agar kedua belah pihak dapat menyepakati teknis pelaksanaan kerja sama.
Sehingga siklus dan sirkulasi dari proses kerja sama berjalan dengan lancar. Dimulai dari proses produksi, pengemasan, hingga pendistribusian.
“Ini sudah menjadi tanggung jawab kita juga untuk memperkuat ekonomi masyarakat sekaligus memperkuat sektor pangan. Yang mana ini sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja dan mengurangi pengangguran," tuturnya.
"Apalagi pengangguran usia muda yang mana itu perlu kita lakukan supaya tingkat urbanisasi juga semakin rendah dan akhirnya desa menjadi sasaran masa depan,” tambahnya.
Lebih lanjut Bupati itu meminta KTNA untuk memastikan manajemen pengelolaan dilakukan secara profesional.
Sehingga kemasan dan kualitas beras terjaga.
Termasuk KTNA juga harus bertangggung jawab jika ada beras yang tidak berkualitas sampai ke tangan konsumen.
Menurutnya, kontrol kualitas menjadi keniscayaan jika KTNA hendak mendapatkan kepercayaan yang lebih luas lagi dari konsumen.
Bahkan lebih jauh dirinya meminta KTNA menerapkan digitalisasi dalam kemasan demi menghindari terjadinya potensi pemalsuan produk.
“Supaya bisa diperluas. Kita pemerintah kabupaten sebagai basis, tapi mudah-mudahan KTNA bisa memperluas untuk pemasaran yang lebih luas. Kontrol kualitas itu yang paling penting. Jangan sampai itu lepas," jelasnya.
"Dijaga betul-betul supaya tidak ada kekeliruan dan hal-hal yang tidak diharapkan. Kalau perlu gunakan juga barcode atau yang sejenisnya supaya produk KTNA tidak bisa ditiru,” ucapnya.
Dirinya juga meminta KTNA menjamin ketepatan waktu distribusi.
Mengingat sumber-sumber penghasil beras di Kubu Raya tidak hanya dari kecamatan yang terdekat. Begitu pula KTNA diingatkan agar mampu menjamin stabilitas harga.
“Sehingga bisa membuat masyarakat petani itu jadi betul-betul bersemangat karena sudah pasti harganya. Mereka pun giat menanam dan pada akhirnya ini juga sebagai bagian daripada upaya untuk memperkuat pangan di Kubu Raya,” jelasnya.
• Penjelasan P4TKI Entikong 87 Pekerja Migran Indonesia Dideportasi Lewat Entikong Sanggau
Memastikan program beras lokal berjalan lancar, Muda meminta para penyuluh tani ikut mengawal agar sirkulasi beras tertata baik.
Jangan sampai ketika masa panen stok beras kosong. Karena itu, sirkulasi penanaman harus diatur.
“Kami juga berkepentingan mengatur pola tanam rendengan dan gadu dipercepat. Yang memang sirkulasinya nanti bisa pas. Begitu masuk panen stoknya bisa selalu cukup,” sebutnya. (*)