SEJARAH Hari Tasyrik dan Pengertian Hari Tasyrik - Waktu Haram Berpuasa Setelah Idul Adha
Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Setelah Idul Adha ada Hari Tasyrik yang merupakan masa tiga hari setelah Idul Adha, yakni pada tanggal 11,12 dan 13 Bulan Dzulhijjah.
Untuk Idul Adha 2020, Hari Tasyrik yakni berlangsung sejak Sabtu (1/8/2020) hingga Senin (3/8/2020) esok hari.
Dalam Islam, ada beberapa amalan mulia yang bisa dilakukan oleh umat muslim selama Hari Tasyrik ini.
Di samping itu, umat muslim juga dilarang berpuasa selama masa tiga hari saat Hari Tasyrik. Pada hari Tasyrik, penyembelihan hewan kurban masih dilakukan.
Dikutip dari Rumaysho.com, disebutkan dalam Matan Al Ghoyah wat Taqrib -salah satu rujukan fikih dalam madzhab Syafi’i- bahwa ada lima hari diharamkan puasa, yaitu hari Idul Fithri, hari Idul Adha, dan tiga hari tasyrik (11, 12, 13 Dzulhijjah)..
Lima hari yang diharamkan untuk berpuasa, atas sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya : “Hari-hari tasyrik adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141)
Allah Ta’ala mengistimewakan hari tasyrik, karena pada hari tersebut Allah jadikan hari ini sebagai waktu istimewa untuk berdzikir sehingga Allah perintahkan kaum muslimin untuk memperbanyak dzikir di hari tersebut.
Imam Nawawi rahimahullah berkata,
“Hari tasyrik adalah tiga hari setelah Idul Adha (yaitu 11, 12, 13 Dzulhijjah). Disebut tasyrik karena tasyrik itu berarti mendendeng atau menjemur daging qurban di terik matahari. Dalam hadits disebutkan, hari tasyrik adalah hari untuk memperbanyak dzikir yaitu takbir dan lainnya.” (Syarh Shahih Muslim, 8: 18)
Menurut Ibnu Rajab, ada rahasia di balik larangan berpuasa di Hari Tasyrik.
Dahulu, ketika ketika orang-orang yang bertamu ke Baitullah karena perjalanan panjang yang dilalui.
Mereka kelelahan kemudian beristirahat setelah ihram, melaksanakan manasik haji dan umrah.
Allah mensyariatkan kepada mereka untuk beritirahat dan tinggal di Mina pada hari kurban dan tiga hari setelahnya.
Allah juga perintahkan mereka untuk makan daging sembelihan.
Di saat itulah, mereka mendapatkan jamuan dari Allah, karena kasih sayang Allah kepada mereka.
Allah mensyariatkan kaum muslimin untuk menjadikan hari ini sebagai hari makan-makan dan minum.
Agar bisa membantu mereka untuk semakin giat dalam berdzikir mengingat Allah dan melakukan ketaatan kepada-Nya.
Dan itu merupakan bentuk syukur nikmat yang paling sempurna.
Hal itu menjadikan kaum muslim diberbagai belahan dunia turut menyemarakkan ibadah yang dilakukan jemaah haji.
Kaum muslimin juga diperintahkan untuk memperbanyak ibadah selama 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
Meski haram untuk berpuasa ada sejumlah amalan yang dianjurkan dilaksanakan kaum muslim.
Berikut ini beberapa amalan di Hari Tasyrik :
1. Idul Adha dan Hari Tasyriq, merupakan hari untuk bersenang-senang dan menyantap makanan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa Idul Adha dan hari tasyriq adalah hari kaum muslimin untuk menikmati makanan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
Artinya : “Hari-hari tasyriq adalah hari menikmati makanan dan minuman.”
Ilustrasi berdoa (reuters.com)
2. Berzikir
Dalam surat Al Baqarah ayat 203 di atas (yang artinya), diperintahkan untuk berdizikir di hari Tasyrik
“Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang.”
Beberapa dzikir yang diperintahkan Allah S.W.T antara lain dzikir kepada Allah dengan bertakbir setelah salat wajib.
Dzikir ini disyariatkan sebagian besar ulama.
Lalu membaca bismillah dan takbir ketika menyembelih hewan kurban. Waktu menyembelih hewan sampai hari terakhir tasyrik yaitu 13 Dzulhijah.
Berdzikir memuji Allah S.W.T ketika makan dan minum. Sebelum makan membaca basmallah dan mengakhiri dengan hamdalah.
Berdzikir dengan takbir ketika melempar jumroh di hari Tasyrik. Berdzikir pada Allah dianjurkan untuk memperbanyak dzikir di hari Tasyrik.
3. Memperbanyak baca doa Sapu Jagad
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Artinya : “Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. Dan di antara mereka ada orang yang berdoa: “Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].” (QS. Al Baqarah: 200-201)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam paling sering membaca do’a sapu jagad ini. Anas bin Malik mengatakan,
كَانَ أَكْثَرُ دُعَاءِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – « اللَّهُمَّ رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً ، وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ »
Artinya : “Do’a yang paling banyak dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “Allahumma Robbana aatina fid dunya hasanah wa fil akhiroti hasanah wa qina ‘adzaban naar” [Wahai Allah, Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka].”
Dalam doa ini telah terkumpul kebaikan dunia dan akhirat.
4. Banyak bersyukur di Hari Tasyrik
Pada hari Tasyrik pada kenikmatan seperti makan, minum dan kenikmatan beribadah dengan berdzikir pada Allah.
Dan sebaik-baik hati adalah yang sering berdzikir dan bersyukur. Dengan demikian nikmat-nikmat tersebut akan menjadi sempurna.
Itulah empat amalan yang dilakukan ketika hari Tasyrik. Hari Tasyrik menjadi hari untuk beribadah, bersyukur dan berbagi kepada sesama.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Sejarah Hari Tasyrik, Waktu Haram Berpuasa Setelah Idul Adha dan Amalan untuk Dilaksanakan