Idul adha

TATA CARA Sholat Idul Adha di Masa Pandemi dari Kemenag, Contoh Khutbah dan Niat Sholat Idul Adha

Menag mengeluarkan surat edaran mengenai penyelenggaraan shalat Idul Adha yang aman Covid-19.

Editor: Rizky Zulham
GRAFIS TRIBUN PONTIANAK/ENRO
Ilustrasi 

Kaum muslimin jamaah sholat Idul Adha Rahimakumullah.....

Dalam suasana gembira saat ini, kita merayakan hari raya „Idul Adha, berkumpul di tempat ini melantunkan takbir, tahmid dan tahlil sebagai ungkapan rasa syukur serta terima kasih kita kehadirat Allah Swt, Kita agungkan asma Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Hari ini adalah hari Raya Haji atau hari Raya Qurban yang penuh keistimewaan. Karena pada saat ini, jutaan umat Islam berasal dari seluruh penjuru
dunia sedang melaksanakan ibadah haji dengan mengumandangkan takbir dan talbiyah silih berganti.

Hari ini juga, kita mengenang sejarah qurban yang diawali oleh dua hamba Allah yang sholeh melaksanakan perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim a.s.
ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengurbankan putra kesayangannya. Ismail, a.s. lewat mimpi yang benar.

Tidak dapat kita bayangkan, bagaimana kegembiraan hati orang tua yang telah lama mendambakan generasi pengganti dirinya dari sekian tahun lamanya, dan bagaimana tingkat kecintaannya terhadap putra tunggal, anak kandung sibiran tulang cahaya mata, pelepas rindu, tiba-tiba harus dijadikan
qurban, merenggut nyawa anaknya oleh tangan ayahnya sendiri.

Namun, cintanya kepada Allah jauh lebih besar dan jauh lebih di atas segala galanya daripada cintanaya kepada anak, isteri, harta benda dan
materi keduniaan lainnya.

Oleh karena itu, Nabi Ibrahim a.s, dalam dialognya seperti yang dilukiskan dalam bahasa yang sangat indah dan menyejukkan di dalam al-Qur‟an surat Ash-Shafaat : 102 yang artinya

"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"

:ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar".

Dalam suasana yang sangat mengharukan itu, dan detik-detik yang amat menegangkan, saat Ismail sudah dibaringkan untuk dilakukan penyembelihan
seperti yang dikisahkan, bahwa bukanlah Ismail yang tersembelih, melainkan atas kekuasaan dan kebesaranNya, tiba-tiba Allah SWT mengganti dengan
seekor kibas besar yang dibawa oleh malaikat jibril.

Hadirin dan hadirat jama‟ah id rahimakumullah.

Inilah dasar sejarah disyariatkannya berqurban bagi ummat islam yang punya kemampuan untuk melaksanakan qurban satu tahun sekali pada hari raya
Idul Adha.

Berqurban memiliki makna mulia jika hakikat berqurban itu dapat kita pahami dengan baik. Berqurban bukanlah sekadar ritual tanpa makna, atau
teradisi tanpa arti. Berqurban, harus mampu menggugah perasaan pelakunya untuk menghayati apa yang tersirat dan tersurat dari pelaksanaan ritual
tersebut.

Jamaah sholat Idul Adha yang dimuliakan Allah SWT.

Rasa suka cita yang dialami oleh keluarga Nabi Ibrahim as. untuk berkorban dilandasi atas pemahaman yang benar tentang nilai-nilai kehidupan. Mereka
menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini: anak, isteri, harta, pangkat dan jabatan semuanya datang dari Allah dan pasti akan kembali
kepada Allah. Oleh sebab itu, bagaimana pun modelnya perintah Allah harus dilaksanakan sebaikbaiknya tanpa melihat untung dan rugi, enak tidak
enak, mudah dan sulit, maupun berat dan ringannya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved