Indonesia Lawyers Club
HASIL ILC Terbaru ILC Tv One Selasa 28/7, Huzaifa Dadang Beberkan Alasan PGRI Keluar POP Kemendikbud
Hal itu membuat ketum PGRI sampai turun tangan langsung untuk mengkonfirmasi soal kelengkapan syarat tersebut.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Terdapat beberafa fakta menarik yang muncul dalam tayangan Indonesia Lawyers Club atau ILC Tv One edisi Selasa 28 Juli 2020.
Terutama terkait soal polemik program Organisasi Penggerak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (POP Kemendikbud).
Dan soal hengkangnya sejumlah organisasi besar Tanah Air macam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah dari program yang dicanangkan Kemendikbud itu.
Termasuk pula Persatuan Guru Republik Indonesia alias PGRI, yang turut undur diri dari POP Kemendikbud tersebut.
• LIVE ILC tvOne: Muhammadiyah, NU, PGRI Mundur! Memprotes Nadiem Makarim Memberi Hibah Konglomerat
Terkait hal itu, Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Huzaifa Dadang membeberkannya dalam live Tv One pada program siaran live ILC Tv One dengan tema Nadiem Hibah Konglomerat edisi Selasa (28/07/2020) malam.
Dalam kesempatan itu, Huzaifa Dadang memaparkan alasan di balik keputusan PGRI menarik diri dan tak ambil bagian dalam pelaksanaan POP Kemendikbud.
Dua di antara alasan tersebut yakni soal transparansi, dan juga soal pandemi virus Corona Covid-19 di Tanah Air yang memaksa proses belajar mengajar dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh.
Sebut Transparansi Seleksi Tak Jelas, Ketum PGRI Sampai Turun Tangan
Huzaifa Dadang secara lugas menyebut bahwa transparansi dalam proses selesi POP Kemendikbud menjadi persoalan besar.
Menurutnya, proses selesi POP Kemendikbud tidak transparan.
Padahal, menurutnya PGRI awalnya amat antusias dengan program ini.
Namun di perjalanannya, proses seleksi dengan standar yang tak transparan membuat pihaknya berfikir ulang.
“Bahkan hampir saja, PGRI di-drop karena dinilai belum memenuhi syarat,” ujarnya, sebagaimana dikutip dari YouTube ILC Tv One.
• Judul ILC Malam Ini 28 Juli 2020, Tema ILC Hari Ini Karni Ilyas Kupas NU, Muhammadiyah & PGRI Mundur
Hal itu membuat Ketum PGRI Unifah Rosyidi sampai turun tangan langsung untuk mengkonfirmasi soal kelengkapan syarat tersebut.
Lantaran itulah, PGRI menurutnya menilai panitia seleksi kurang transparan dalam penentuan kriteria penerima dana hibah.
Mulai dari kategori Gajah, Macan hingga Kijang tersebut.
Desak Alihkan Anggaran untuk Pembelajaran Jarak Jauh
Selian itu, ia turut pula menyiggung persoalan pandemi Covid-19 yang menerpa Tanah Air.
Kondisi tak ideal dalam dunia pendidikan akibat terpaan pandemi virus Corona Covid-19 menurutya membutuhkan perhatian lebih bagi para stakeholder pendidikan di Tanah Air.
Terutama dari Pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud.
Lantaran itu pulalah, ia mengungkapkan pihaknya secara tegas mengambil dua sikap dalam polemik POP Kemendikbud.
• TOPIK ILC Tv One Selasa (28/7) Karni Ilyas: Memprotes Nadiem Memberi Hibah Konglomerat | Live TvOne
Selain menyatakan keluar dari program, dan penghentian secepatnya program POP Kemendikbud tersebut.
“PGRI menyarankan bahwa untuk tahun ini program ini ditunda dulu," ujarnya dalam agenda ILC Tv One yang dipandu sang Presiden ILC, Karni Ilyas tersebut.
PGRI se Indonesia menurutnya secara bulat telah memutuskan tidak akan ikut serta dalam program POP Kemendikbud tersebut.
Bahkan pihaknya menurutnya sudah menyampaikan pernyataan sikap.
PGRI juga menuntut anggaran POP Kemendikbud digunakan untuk pembelajaran jarak jauh.
"Dan anggarannya seperti yang tadi disampaikan, anggarannya yang cukup besar bisa dialihkan untuk menunjang program pembelajaran jarak jauh,” katanya lagi.
Dalam siaran ILC terbaru, Live ILC Tv One tersebut, Huzaifa Dadang juga menyampaikan apresiasi kepada pihak-pihak yang telah berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas guru di Tanah Air.
• TEMA ILC Tv One Selasa 28 Juli 2020 | Hibah Mendikbud ke Konglomerat dan Mundurnya Muhammadiyah & NU
Juga beberapa pihak lain seperti Telkomsel dalam mendukung pembelajaran jarak jauh.
Ia lantas mengajar seluruh peserta talk show ILC Tv One untuk mengenang kembali pernyataan sang Faounding Father, Bung Karno.
“Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah,” katanya.
Ia memaparkan bahwa PGRI menurutnya lahir bertepatan 100 hari kemerdekaan RI.
Sejak pertama hadir, PGRI menurutnya PGRI selalu bergerak konsisten sebagai mitra pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Tanah Air.
Karenanya, iapun memberikan apresiasi kepada Mendikbud Nadiem Makarim yang menurutnya memberikan sinyalemen untuk mengoreksi POP Kemendikbud secepatnya
• Hasil ILC Selasa Malam! Alat Canggih KPK, Buronan Djoko Chandra Hingga Oknum Jenderal Polri Terlibat
Terlebih, program POP Kemendikbud sendiri menurutnya tak jauh berbeda dari program sebelum-sebelumnya.
“Dalam program peningkatan kapasitas guru pada kurikulum 2013, kita sudah melaksanakan pelatihan-pelatihan.” papar Ketua PB PGRI tersebut.
Ia menjabarkan beberapa program peningkatan kapasitan tenaga kependidikan itu.
Seperti program pelatihan guru sasaran, guru inti, instruktur daerah dan instruktur nasional.
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838