SEGERA Sekolah Tatap Muka di Luar Zona Hijau, Sutarmidji Sebut Kalbar Uji Coba 1 Agustus 2020
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kini sedang merancang proses belajar mengajar tatap muka saat covid-19...
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kini sedang merancang proses belajar mengajar tatap muka saat covid-19 masih mewabah.
Sebelumnya, pemerintah hanya memberi izin sekolah tatap muka di zona hijau dengan syarat ketat.
Dalam beberapa waktu ke depan, di luar zona hijau pun bakal segera sekolah tatap muka dengan protokol sangat ketat.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebutkan, pemerintah akan memberi izin penyelenggaraan sekolah tatap muka di luar zona hijau Covid-19.
Menurut Doni, pemberian izin ini akan segera diumumkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
• Siswa Antusias Jelang Pembelajaran Tatap Muka
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan langkah-langkah. Dan mungkin tidak lama lagi akan diumumkan daerah-daerah yang selain zona hijau itu juga akan diberikan kesempatan melakukan kegiatan belajar tatap muka," kata Doni dalam jumpa pers seusai rapat dengan Presiden Jokowi, Senin (27/7/2020).
Namun, Doni menegaskan bahwa sekolah tatap muka di luar zona hijau ini harus digelar secara terbatas.
Artinya, jumlah siswa yang hadir dalam satu kelas juga dibatasi.
Durasi belajar di kelas juga dipersingkat.
Doni menyebutkan, belajar jarak jauh yang diterapkan saat ini memang efektif untuk mencegah penularan Covid-19.
Di sisi lain, banyak siswa di daerah yang kesulitan dalam belajar jarak jauh karena sulitnya sinyal internet.
Doni pun memuji kreativitas daerah yang memberlakukan kebijakan belajar menggunakan radio pada masa pandemi ini.
"Beberapa daerah yang telah berinisiatif menggunakan radio panggil sebagai sarana pembelajaran oleh guru tentunya kita berikan apresiasi karena tidak ada rotan, akar pun jadi," ujar Doni.
"Jadi inilah kreativitas yang berkembang di masyarakat dan kami tentunya memberikan apresiasi kepada semua pihak yang telah melakukan berbagai langkah dan upaya sehingga kegiatan belajar-mengajar tetap dilakukan dengan segala keterbatasan yang ada," tuturnya.
• Pemda Kapuas Hulu Siap Screening Covid-19 Bagi Sekolah Belajar Tatap Muka
Kalbar Uji Coba 1 Agustus
Sebelumnya, Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji menerangkan pihaknya tengah menyusun aturan atau kebijakan untuk penerapan sekolah tatap muka.
Masa uji coba sekolah tatap muka dijadwalkan pada 1 Agustus mendatang dengan syarat ketat.
Persyaratan paling utama dilakukan rapid test terhadap para murid serta guru yang harus swab terlebih dahulu.
"Saya tetap akan melakukan rapid test, mungkin sampel 2.000 serta PCR guru-guru. Kita akan lihat, kalau tingkat reaktif dibawah tiga persen maka sekolah silakan," kata Sutarmidji, Selasa (21/7/2020) pekan lalu.
Ia menjelaskan Kalbar saat ini memang menjadi daerah tertinggi angka kesembuhan pasien Covid-19, selain itu sudah beberapa daerah zona hijau.
Saat masuk daerah zona hijau, maka tidak boleh terlena.
Semua harus tetap dilakukan uji sampling sehingga mencegah penularan Covid-19.
Ia menerangkan jika murid sekolah nanti masuk maka secara berkala harus uji sampling lagi.
"Misalnya sebulan uji lagi, bulan berikutnya uji lagi. Sehingga saat sudah masuk sekolah dan ditemukan satu kasus saja di sekolah positif maka sekolah harus ditutup kembali," tegasnya
Sutarmidji menerangkan saat ini tengah menyusun protap belajar tatap muka yang direncanakan 1 Agustus mendatang.
Ia menegaskan tahap awal hanya untuk murid kelas tiga saja.
"Kelas 3 SMA, 3 SMP dan Kelas 6 SD itulah yang kita wacanakan masuk 1 Agustus mendatang," katanya.
Sementara kelas 1 dan 2 untuk SMP SMA serta Kelas 1-5 SD masih menunggu perkembangan yang ada.
• Jelang Masuk Sekolah, Diskes Kalbar Lakukan Rapid Rest 423 Siswa SMAN 1 Pontianak
PAUD dan TK ditegaskannya jangan dulu masuk sekolah tatap muka, bahkan boleh saja akhir tahun dan jangan dipaksakan.
Ia meminta pihak sekolah juga harus mempersiapkan diri dengan protokol kesehatan yang.
Sehingga saat masuk 1 Agustus mendatang bisa berjalan dengan baik dan akan dilakukan rapid test berkala.
"Walaupun kita sudah zona hijau beberapa daerah tingkat kesembuhan tertinggi di Indonesia mencapai 97 persen tidak boleh lengah dan harus tetap waspada," katanya.
Jangan mentang-mentang 97 persen tingkat kesembuhan penanganan menjadi lengah.
Lanjut disampaikannya jangan berkutat pada omongan oknum masyarakat yang tidak membangun.
Misalnya pemerintah sengaja membesar-besarkan pandemi Covid-19 lalu ada bisnis pada rapid test.
Apabila menghiraukan komentar oknum seperti itu maka penanganan pandemi ini tidak akan pernah bisa selesai.
Sebab menurutnya yang paling efektif dilakukan adalah rapid test sebanyak-banyaknya.
Rapid test tujuannya bukan untuk memvonis orang terjangkit virus corona.
Namun rapid test ditegaskannya untuk melihat tingkat imunitas seseorang dalam menghadapi virus yang masuk dalam tubuh.
Selain itu, mengetahui apakah orang yang bersangkutan terpapar virus atau tidak.
Untuk memastikan virus corona pada yang terpapar virus maka diperlukan swab. (*)
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Akan Beri Izin Sekolah Tatap Muka di Luar Zona Hijau"