Wacana Gubernur Sutarmidji Sekolah SMK 2 Tahun Lulus Dapat 2 Ijazah, SMK dan Sertifikat Keahlian
Gubernur Sutarmidji menawarkan sebuah konsep pendidikan di SMK dengan cukup sekolah dua tahun saja untuk melakukan pendidikan teori dan praktik magang
Penulis: Anggita Putri | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji mengatakan bahwa keberadaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) semakin kurang diminati karena banyak faktor.
“SMK sekarang kurang dimintai karena pertama tamatan di situ harusnya dia sebagai ahli muda. Faktanya mana ada SMK khusus di Kalbar yang Lab dan bengkel kerjanya bagus. Sehingga mereka tamat pun tidak ahli,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya di Kantor Gubernur Kalbar, Jumat (24/7/2020).
Ditambah lagi dengan adanya isu SMK dengan masa sekolanya selama 4 tahun setara dengan D1.
Dikatakannya bahwa hal ini membuat mereka semakin tidak berminat karena sekolah di SMK semakin lama.
Belum tentu setelah tamat 4 tahun sekolah bisa langsung kerja.
Gubernur Sutarmidji menawarkan sebuah konsep pendidikan di SMK dengan cukup sekolah dua tahun saja untuk melakukan pendidikan teori dan praktik magang.
Setelah itu ikut sertifikasi keahlian.
Sehingga siswa yang lulus akan mendapatkan dua ijazah yakni ijazah SMK dan ijazah keahlian.
“Konsep saya justru SMK cukup dua tahun dan 1 tahun wajib magang di industri sesuai jurusan yang mereka pilih. Sehingga kalau memang ahli saat magang dan bisa menyesuaikan perusahaan mungkin bisa langsung di rekrut,” jelasnya.
• Wakil Ketua Komisi V DPRD Kalbar Tak Setuju Kebijakan Gubernur Sutarmidji Sekolah Tatap Muka
Kemudian mereka akan disertifikasi supaya mereka para siswa punya sertifikat keahlian dan apabila bekerja akan dibayar mahal.
“Tapi kalau 4 tahun makin tidak ada yang berminat untuk masuk SMK percaya omong saya. Tapi kalau dua tahun peminatnya akan lebih banyak. Jadi sekolah cukup 2 tahun saja. Setelah praktik magang misalnya 6 sampai 8 bulan baru ikut tes sertifikasi,” paparnya.
Ia mengatakan sudah menyampaikan konsep tersebut kepada Dirjen Pendidikan Vokasi dan bila konsep tersebut bisa diterima, bisa diterapkan nantinya di seluruh Indonesia.
“Saya yakin karena beliau masih muda pasti konsep pemikirannya sejalan. Jadi ini konsep bisa digunakan untuk SMK di seluruh Indonesia, tapi kita hanya kasi saran dan masukan kalau mau dipakai silakan,” jelasnya.
• Syarat Sekolah Tatap Muka 1 Agustus 2020, Guru dan Siswa Wajib Rapid Test dan Tes Swab
Ia mengatakan konsep tersebut bagus apabila dipakai.
Nanti akan dibenahi kembali seperti di SMK ada laboratorium, tetapi tidak lengkap dan begitu juga bengkel kerja tidak lengkap.