Citizen Reporter

Uskup Agung Pontianak Mgr Agustinus Agus Tahbiskan 2 Diakon Putra Asli Kalimantan Barat

Mgr. Agus mengatakan bahwa kedua Frater baru dan muda ini tentunya harus selalu diberi dukungan agar selalu kuat dalam panggilannya.

"Ada yang sudah jadi Imam pun, banyak yang Goyah? Yesus saja pernah di Goda, godaan duniawi, godaan ingin di Puji, godaan menjadi penguasa," katanya.

Secara latar belakang, kedua Frater muda ini sudah banyak mengenyam berbagai pengalaman dalam pelayanan dan pendidikan yang mereka tempuh.

Victorius Reno lahir di Ampaning 12 Juni 1992, Desa Retok- Memperinganh, Stasi Tanjung Sosor (Bungaris).

Paroki St. Fidelis Ambawang, Kecamatan Kuala Mandor B, Kabupaten Kubu Raya.

Ia pernah mengenyam pendidikan di SD 19 Memperigang pada Tahun 2004, SMP Titi Raya - Retok pada tahun 2007, SMA YAWIKA pada tahun 2010, Topang Nyarumkop 2010/2011, TOR (Tahun Rohani) di Malang 2011/2012, Studi S1 STIKAS ST. YOHANES dari Salib- Bandol tahun 2013-2017, TOP (Tahun Rohani) 2017-2018, dan Studi S2 STT Pastor Bonus- Siantan tahun 2018-2020.

Diakon Reno mengambil Motto dari, 1 Kor 1:27 "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat."

Sedangkan Fransiskus Peran lahir di
Pagung Nahaya, 27 Agustus 1994.

Dusun Pagung Nahaya, Desa Amboyo Selatan, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Paroki Salib Suci Ngabang.

Ia pernah mengenyam pendidikan di SD: SDN 81 Pagung Nahaya (1999-2005), SMP PGRI 10 Hahaya (2005-2008), SMA Seminari St. Paulus Nyarumkop (2008-2011).

Topang di St. Benediktus Nyarumkop (2011-2012). Tahun Rohani (TOR) di Beato Giovani XXIII Lawang (2012-2013). S1 di STFT Widya Sasana Malang (2013-2017), TOP: Seminari menengah St. Paulus Nyarumkop (2017-2018) dan Post S1: STT Pastor Bonus Pontianak (2018-2020).

Tahbisan Diakon Peran mengambil Motto dari (1Kor 15:58) "berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan!

Dalam homili Mgr. Agus juga mengungkapkan bagaimana cara untuk menahan diri dari godaan.

"Lalu, bagaimana supaya kita tetap setia? Untuk menahan diri dari godaan adalah dengan cara kembali melihat Motto yang sudah kalian ambil. Untuk itu Hayatilah Motto yang Sudah Kalian Pilih," pungkas Mgr. Agustinus Agus.

Mgr. Agus menegaskan bahwa setiap pagi, harus punya rencana mulailah untuk menghayati hal kecil dan melakukannya. Tekun dan setia untuk hal-hal kecil, ingat bahwa imam itu perlu persaudaraan, ( ketika kita dipanggil menjadi Imam, adalah persaudaraan, membina Imam sesama tarekat).

"Yang memanggil kita adalah Tuhan, maka orang yang dipanggil oleh Tuhan adalah orang istimewa. Bayangkan, jika seseorang dipanggil presiden, maka bukan main senangnya. Apalagi dipanggil oleh Tuhan," katanya.

Pisah Sambut Pastor Paroki St Theresia Delta Kapuas Kubu Raya

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved