Jawa Tengah dan DIY Miliki Potensi Gempa Tinggi, BMKG Perhatikan Sirine dan Radar Tsunami
Sementara, kata dia, zona megathrust di Jawa tengah dan DIY memiliki potensi magnitudo hingga 8,7 SR.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendeteksi dini adanya 12 sesar aktif di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Disebutkan diantaranya sesar Semarang, Rawa Pening, Merapi-Merbabu, Pati, Demak, Purwodadi, Weleri, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Ajibarang.
Kedua daerah Jawa Tengah dan DIY masuk zona megathrust dengan potensi kekuatan gempat magnitudo hingga 8,7 SR.
Untuk itu BMKG wilayah DIY kembali mengingatkan masyarakat terkait potensi kebencanaan dan mitigasi bencana.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Sleman, Agus Riyanto, mengatakan Indonesia memiliki 295 sumber gempa sesar.
Sejak 2013 ada tren peningkatan aktivitas gempa di Indonesia.
Selama Januari-November 2019, tercatat telah terjadi 10.309 kali gempa bumi.
• Gempa Bumi Guncang Berau Kalimantan Timur, Ini Hasil Analisis BMKG
• GEMPA Hari Ini Guncang Wilayah Tanjung Redep Kalimantan Timur, Gempabumi Berkekuatan M 4.0
Dia menambahkan, terdapat 2 generator gempa bumi yang utama di Pulau Jawa, yaitu di Samudera Hindia dan di daratan dengan beberapa sebaran sesar atau patahan aktif.
“Kurang lebih ada 35 sedimen sesar aktif,” ujarnya dalam seminar daring bertajuk ‘Peran BMKG di Masyarakat dalam Rangka Penguatan Mitigasi Bencana Geologi dan Hidrometeorologi’, Kamis (23/7/2020).
Sementara, kata dia, zona megathrust di Jawa tengah dan DIY memiliki potensi magnitudo hingga 8,7 SR.

Agus menjelaskan, kurang lebih ada 12 sesar aktif di Jawa Tengah dan DIY yang sudah teridentifikasi.
Yaitu sesar Semarang, Rawa Pening, Merapi-Merbabu, Pati, Demak, Purwodadi, Weleri, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, dan Ajibarang.
“Ini menunjukkan bahwa banyak sekali sesar aktif di darat di daerah Jawa Tengan dan DIY,” ungkapnya.
Ia menerangkan, dalam sistem peringatan dini tsunami terdapat dua bagian, yaitu pembangunan struktur dan kultur.
BMKG berada pada pembangunan struktur, sedangkan beberapa pemangku kepentingan lain seperti BNPB, BPBD, dan lembaga riset berada di pembangunan kultur.
• GEMPA Bumi Magnitudo 5,5 Guncang Selayar, Terasa hingga Denpasar dan Waingapu
• Gempa Hari Ini Guncang Maluku Tenggara Berkekuatan Magnitudo 5,2 SR, Tidak Berpotensi Tsunami
BMKG di DIY, sambung Agus, hadir dengan berbagai peralatan yang ada untuk menentukan parameter kegempaan.
Menurutnya, DIY sangat diperhatikan oleh pemerintah dalam hal ini BMKG, dengan dilengkapi peralatan monitoring mulai dari monitoring kegempaan berupa sensor, juga beberapa peralatan diseminasi.
Beberapa di antaranya ialah seismograf, accelerometer, sirine tsunami, prekursor magnet, radar tsunami, dan pembangunan sensor baru.

“Sistem diseminasi kami banyak dilakukan dengan SMS, web, dan e-mail yang disebarkan kepada komunitas berisiko. Yang terbaru adalah warning receiver system (WRS) new generation,” imbuhnya.
Di DIY, telah terpasang 7 titik WRS new generation.
Alat ini merupakan hasil kerja staf milenial BMKG yang bisa menyajikan informasi dalam kurang dari 3 menit setelah kejadian gempa bumi, sehingga memberikan waktu yang baik kepada stakeholder terkait untuk memberi respons cepat.
“Sehingga pengurangan risiko bencana bisa dilakukan dengan cepat dan baik. Kami harap masyarakat bisa mengunduh aplikasi WRS BMKG ini di HP mereka masing-masing,” pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Potensi Gempa Tinggi, BMKG Sebut Ada 12 Sesar Aktif di Daratan Jateng dan DIY.
Penulis: Maruti Asmaul Husna
Editor: Muhammad Fatoni