Gubernur Sutarmidji Gencarkan Rapid Test dan Swab di Daerah Zona Hijau
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan jumlah rapid test yang sudah dilakukan kepada penduduk Kalbar 111 ribu.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Maudy Asri Gita Utami
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menyampaikan bahwa Pemprov Kalbar akan terus melakukan rapid test dan swab di wilayah yang sudah dinyatakan zona hijau.
Ia juga mengingatkan kepala daerah jangan sampai lengah.
Hal tersebut disampaikannya saat memberi laporan kepada Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian saat kunjugan kerja ke Kalbar sekaligus menghadiri Rapat Kordinasi Persiapan Pilkada serentak tahun 2020 dan Pengarahan kepada Gugus Tugas Covid-19 di Hotel Aston Pontianak Kalbar, Minggu (19/7/2020).
Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji mengatakan jumlah rapid test yang sudah dilakukan kepada penduduk Kalbar 111 ribu.
• Sutarmidji Sebut Akan Swab Test Guru dan Siswa Sebelum Sekolah Terapkan Belajar Secara Tatap Muka
Selain itu dilakukan rapid test dan swab PCR di beberapa daerah yang juga sudah dinyatakan zona hijau supaya jangan lengah.
Walaupun sudah dinyatakan zona hijau, jangan sampai kembali oranye maupun kuning.
Berdasarkan data BLC bahwa sudah ada 4 Kabupaten di Kalbar sudah zona Hijau yakni Seladau, Kayong Utara, Bengkayang dan Kapuas Hulu.
Sementar itu, 9 wilayah lainnya sudah tidak ada kasus konfirmasi.
Hanya tersisa 4 kasus yang belum sembuh di Kabupaten Kubu Raya.
Kasus konfirmasi di Kalbar sampai 19 Juli 2020 tercatat ada 359 kasus, 351 sembuh dan 4 meninggal.
Tingkat kesembuhan kasus konfirmasi covid-19 di Kalbar sudah mencapai 97.77 persen.
“Saya ucapkan terimakasih kepada wali kota dan juga bupati dan saya juga minta maaf dalam penanganan covid-19 karena ini untuk kita bersama,” ujarnya.
Dikatakannya mobile PCR yang dipesan oleh Pemkab Sintang sudah tiba dan diharapkan dengan adanya mobile PCR bisa memudahkan testing dan tracing.
“Saya sarankan jangan terkecoh polemik masalah rapid test karena saat ini yang akurat adalah rapid test."
"Sedangkan untuk satu swab saja harus mengeluarkan biaya Rp 600 ribu. Jadi untuk apa di-swab kalau orang tidak terpapar. Alangkah baiknya di rapid test dulu,” pungkasnya.
Peringkat Pertama Tingkat Kesembuhan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan kabar baik.
Bahwa tingkat kesembuhan kasus konfirmasi Covid-19 di Kalbar mencapai 97,77 persen dan menduduki peringkat pertama di Indonesia untuk tingkat kesembuhan tertinggi.
"Berdasarkan Data Kemenkes Kalbar menduduki peringkat satu untuk tingkat kesembuhan kasus konfirmasi dan dibawahnya pada nomor dua yakni Provinsi Bangka Belitung," ujarnya, Minggu (19/7/2020).
Harisson menyampaikan bahwa berdasarkan Hasil Pemeriksaan laboratorium Untan ada 4 kasus konfirmasi yang dinyatakan sembuh, Minggu (19/7/2020).
Ia mengatakan dari 4 kasus sembuh tersebar di Kabupaten Sanggau 3 orang dan Kubu Raya 1 orang.
"Jadi sampai hari ini Kasus Konfirmasi di Kalbar berjumlah 359 orang , 351 orang dinyatakan sembuh dan 4 orang meninggal. Untuk tingkat kesembuhan mencapai 97,77 persen," ujarnya.
Ia menambahkan jadi semua daerah di Kalbar saat ini tidak ada kasus konfirmasi, kecuali Kabupaten Kubu Raya tersisa 4 orang yang asimtomatik (tanpa gejala) yang saat ini sedang menjalani isolasi mandiri.
"Dengan adanya kesembuhan 4 orang ini tinggal 4 Pasien Kubu Raya yang masih ada kasus konfrimasi."
"Ini kasus yang OTG. Jadi 4 orang ini sedang menjalani isolasi mandiri," ujarnya.
Dikatakannya apabila keempat orang tersebut sudah menjalani 10 hari isolasi akan langsung dinyatakan sembuh tanpa melalui pemeriksaan PCR.
"Jadi Kabupaten Kota di Kalbar tinggal di Kubu Raya yang masih ada kasus konfirmasi dan ini tidak menyebabkan kita lengah dan kita akan terus melalukan swab test," ujarnya.
Ke depan Pemrpov Kalbar akan teeus melakuka razia terutama dalam penggunaan masker untuk meningkatkan impelementasi protokol kesehatan.
"Nanti kalau ada yang terkena razia akan dilakukan swab di tempat, disamping nanti ada rencana Dinkes kabupaten kota sudah diminta untuk melakukan swab test terhadap guru SMA dan SMP di ibu kota kabupaten masing-masing," jelasnya.
Swab dilakukan dalam rangka mendukung rencana pemerintah provinsi untuk memulai tatap muka pada anak sekolah.
"Terkait sekolah mana yang sudah dibuka. Sebenarnya kita masih bergantung pada data dari BLC dan saat ini baru ada 4 kabupaten yang tercatat berada di zona hijau," ujarnya.
Dikatakannya seharusnya yang boleh melakukan pembelajaran yatap muka adalah daerah pada zona hijau.
Akan tetapi ada persyaratan lain yang harus dipenuhi dahulu sebelum mereka melaksanakan proses belajar mengajar. (*)
Update Informasi Kamu Via Launcher Tribun Pontianak Berikut:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.wTribunPontianak_10091838
Update berita pilihan
tribunpontianak.co.id di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribunpontianak