Razia Masker di Taman Digulis Untan, Warga Bandel Diisolasi 24 Jam
Artinya kita mampu bersama-sama Pemeintah dan masyarakat untuk mengendalikan penyakit ini, sehingga angka ini nol tetap terjaga,
"Jadi kita harus jaga terus untuk itu masyarakat harus berdisiplin melaksanakan protokol-protokol kesehatan. Pakai masker, sering cuci tangan. Kemudian menjaga jarak dan hindari kerumunan," ujarnya.
Sementara untuk hasil tes swab terhadap 86 warga kemarin, baru akan keluar dalam beberapa hari ke depan. Jika hasilnya positif Covid-19, maka akan langsung dilakukan isolasi dan dilakukan tracking dan tracing terhadap keluarga atau masyarakat di sekitarnya.
Ancam Isolasi
Gubernur Kalbar Sutarmidji bahkan menyampaikan ancaman tak segan-segan mengisolasi warga yang tak patuh dengan protokol kesehatan. Warga yang kedapatan tak pakai masker misalnya, bisa diisolasi selama 24 jam.
"Kita akan gencarkan razia bagi yang tak pakai masker dengan mengambil swab-nya. Ke depan yang tak pakai masker akan diisolasi selama 24 jam, kebetulan tempat isolasi lagi kosong. Mau tidur di tempat isolasi yang disediakan pemerintah, silakan," katanya.
Ia menjelaskan, razia yang dilakukan Dinas Kesehatan Kalbar adalah sebagai upaya untuk menjaga agar kondisi tetap bisa dikendalikan. Dengan dibantu TNI Polri, Pemprov Kalbar melakukan razia masker dan tes swab langsung bagi warga yang kedapatan membandel.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak Sidiq Handanu mengatakan kasus Covid-19 di Kota Pontianak yang saat ini telah nol merupakan hal yang patut disyukuri. Menurutnya hal tersebut berarti bahwa seluruh pasien Covid-19 bisa disembuhkan dan tidak ada kasus baru.
Kendati demikian status nol kasus bukan berarti seluruh pekerjaan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sudah selesai. Menurutnya, di dalam pencegahan pandemi ini gugus tugas masih memiliki tugas yang panjang, mengingat konstelasi perkembangan Covid-19 di dunia, kemudian di Indonesia yang cukup tinggi.
"Jadi angkat nol ini sesuatu yang menggembirakan, tetapi ini juga harus menjadi cambuk untuk kita masyarakat kota Pontianak, agar semakin bersemangat untuk mengendalikan penyakit ini," ujarnya.
"Artinya kita mampu bersama-sama Pemeintah dan masyarakat untuk mengendalikan penyakit ini, sehingga angka ini nol tetap terjaga," imbuhnya.
Ia mengingatkan sekali lagi angka nol ini, harus dipertahankan bersama-sama bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga merupakan tanggungjawab masyarakat.
"Pencapaian nol ini, bukan terjadi begitu saja. Ini merupakan kerja keras, Pemerintah dan masyarakat, kita juga telah mengeluarkan sumber daya yang sangat besar. Angka nol ini kalau tidak kita pelihara dan kita jaga, maka bukan tidak mungkin kita kembali ke fase awal lagi atau gelombang kedua," imbuhnya.
Handanu juga mengatakan bahwa saat ini peran penting ada di masyarakat. Jadi untuk mempertahankan posisi nol ini, maka tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan harus 100 persen.
"(Kepatuhan) Tidak bisa rendah. karena pandemi ini masih melanda dunia dan Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, pihaknya juga menjelaskan bahwa bahwa pengendalian penyakit Covid-19 bukan pengendalian virus, tapi menjaga transmisi atau menjaga mobilisasi manusia yang terus bergerak segala penjuru dan ini sesuatu yang sangat sulit.
Mengingat tidak ada yang bisa mendeteksi seseorang itu terkena virus Covid-19 atau tidak. Oleh karena itu masing-masing Individu harus mempunyai kesadaran yang tinggi, kepada protokol kesehatan.