Banjir Bandang

253 Keluarga di Entikong Kalbar Mengungsi Akibat Banjir Bandang Setinggi 1,5 Meter

Jumlah kerugian juga belum bisa ditaksir. "Saat ini kondisi masih hujan dengan intensitas yang cukup tinggi dan listrik padam," ungkap Kombo.

Editor: Nasaruddin
(dok Polsek Entikong)
Banjir bandang menerjang Desa Nekan, Kacamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat, Rabu (8/7/2020) sekitar pukul 17.00 WIB. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - 253 keluarga di Kecamatan Entikong, Kalimantan Barat harus mengungsi setelah daerahnya diterjang Banjir Bandang, Rabu (8/7/2020) sekitar 17.00 WIB.

253 keluarga dari dua dusun berbeda ini, mengungsi ke kampung yang lebih tinggi, lantaran khawatir terjadinya banjir susulan.

Kapolsek Entikong AKP Novrial Alberti Kombo, mengatakan, banjir bandang menerjang Desa Nekan, Kacamatan Entikong.

Ketinggian banjir mencapai 1,5 meter, merusak ratusan rumah serta merobohkan sebuah jembatan yang menjadi akses utama warga dan jalur penghubung antar kampung.

"Banjir bandang berasal dari luapan sungai akibat hujan deras yang terjadi pukul 14.30 WIB sampai 16.30 WIB," kata Kapolsek Entikong AKP Novrial Alberti Kombo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (9/7/2020) pagi.

Kombo menyebut, 253 keluarga di dua dusun mesti mengungsi ke kampung yang lebih tinggi, lantaran khawatir terjadinya banjir susulan.

Menurut dia, kepolisian bersama aparatur pemerintahan setempat telah mengambil sejumlah langkah penanganan, seperti mengevakuasi warga terdampak banjir, membantu memindahkan barang-barang berharga, dan membuat dapur umum.

BMKG Prediksi Cuaca Hujan Disertai Petir Landa Kayong Utara Hari Ini

Mereka juga menyisir dan memindahkan kayu bekas dan sampah yang dapat menyumbat aliran sungai.

"Kami juga mengumpulkan perangkat desa untuk mendata warga terdampak banjir bandang," ujar Kombo.

Kombo menerangkan, belum ada laporan korban jiwa dalam peristiwa banjir bandang tersebut.

Jumlah kerugian juga belum bisa ditaksir. "Saat ini kondisi masih hujan dengan intensitas yang cukup tinggi dan listrik padam," ungkap Kombo.

Peringatan Dini BMKG

Kepala Stasiun Meteorologi Supadio Pontianak, Nanang Buchori menyampaikan peringatan untuk warga Kalbar agar mewaspadai cuaca ekstrem yang ada terjadi beberapa hari kedepan.

Menurut Nanang Buchori, berdasarkan pengamatan satelit cuaca, radar cuaca dan pengamatan manual di beberapa UPT BMKG di Kalimantan Barat, hujan masih terjadi di sebagian wilayah Kalimantan Barat.

Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih terjadi di Kalbar bagian timur.

Namun di Kalbar bagian pesisir barat, intensitas hujan sudah berkurang sejak tiga hari yang lalu.

"Diprakirakan mulai tanggal 08 Juli 2020 nanti, akan terjadi gangguan meteorologis yang meningkatkan potensi hujan intensitas sedang hingga lebat di seluruh wilayah Kalimantan Barat," ungkap Nanang Buchori dilansir dari akun resmi Instagram BMKG Kalbar.

Nanang Buchori mengungkapkan, kondisi tersebut diprakirakan masih akan berlanjut hingga pertengahan bulan Juli 2020.

Prakiraan hujan yang demikian mengindikasikan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat diprakirakan masih akan dalam kategori Aman, setidaknya hingga pertengahan bulan Juli 2020 ke depan.

"Potensi hujan intensitas sedang hingga lebat tersebut bisa disertai dengan petir dan angin kencang berdurasi singkat," tulisnya dalam 'Waspadai Cuaca Ekstrem 8 Juli 2020 - 13 Juli 2020'.

Angin kencang berdurasi singkat diprakirakan terjadi di Kalimantan Barat bagian barat terutama pada siang hingga sore hari.

"Terkait potensi cuaca ekstrem mulai tanggal 08 Juli 2020 ke depan, masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, genangan, angin kencang, pohon tumbang, jalan licin dan sebagainya," pungkas Nanang.

Prakiraan Gerakan Tanah

Sementara itu, PVMBG Badan Geologi di laman resminya menyampaikan, beberapa wilayah di Kalimantan Barat masuk dalam wilayah yang berpotensi terjadi gerakan tanah di bulan Juli 2020.

Hal itu seperti disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi dalam laman resminya.

Ada 11 kabupaten dan kota di Kalbar yang masuk dalam daftar wilayah potensi gerakan tanah Juli 2020.

Jumlah itu, tersebar dalam beberapa kecamatan. Di antaranya potensi menengah dan menengah - tinggi.

Perlu diketahui, yang dimaksud potensi menengah adalah daerah yang mempunyai potensi menengah untuk terjadi gerakan tanah.

Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara itu, yang dimaksud potensi tinggi adalah daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah.

Pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Berikut ini wilayah di Kalbar yang masuk dalam wilayah potensi gerakan tanah di Kalimantan Barat, Juli 2020:

Kota Singkawang:

1. Singkawang Selatan, Menengah

2. Singkawang Timur, Menengah

Kabupaten Landak:

1. Air Besar, Menengah

2. Banyuke Hulu, Menengah

3. Jelimpo, Menengah

4. Mandor, Menengah-Tinggi

5. Mempawah Hulu, Menengah

6. Menjalin, Menengah

7. Menyuke, Menengah

8. Sengah Temila, Menengah

9. Sompak, Menengah

Kabupaten Ketapang:

1. Hulu Sungai, Menengah

2. Jelai Hulu, Menengah

3. Kendawangan, Menengah

4. Marau, Menengah

5. Matan Hilir Selatan, Menengah

6. Matan Hilir Utara, Menengah

7. Nanga Tayap, Menengah

8. Pemahan, Menengah

9. Sandai, Menengah

10. Simpang Dua, Menengah

11. Simpang Hulu, Menengah

12. Sungai Laur, Menengah

13. Tanjung Satai, Menengah

14. Tumbang Titi, Menengah

Kabupaten Kayong Utara

1. Simpang Hilir, Menengah

2. Sukadana, Menengah

Kabupaten Kapuas Hulu

1. Bika, Menengah-Tinggi

2. Boyantanjung, Menengah-Tinggi

3. Bunut Hilir, Menengah

4. Bunut Hulu, Menengah-Tinggi

5. Embaloh Hilir, Menengah-Tinggi

6. Embaloh Hulu, Menengah-Tinggi

7. Empanang, Menengah

8. Hulu Gunung, Menengah-Tinggi

9. Jongkong, Menengah

10. Kalis, Menengah-Tinggi

11. Mentebah, Menengah-Tinggi

12. Nanga Badau, Menengah

13. Pengkadan, Menengah

14. Puring Kencana, Menengah

15. Putussibau Selatan, Menengah-Tinggi

16. Putussibau Utara, Menengah-Tinggi

17. Seberuang, Menengah-Tinggi

18. Selimbau, Menengah

19. Semitau, Menengah

20. Silat Hulu, Menengah-Tinggi

21. Bika, Menengah-Tinggi

Kabupaten Bengkayang:

1. Bengkayang, Menengah

2. Capkala, Menengah

3. Lembah Bawang, Menengah

4. Lumar, Menengah

5. Monterado, Menengah

6. Seluas, Menengah

7. Siding, Menengah

8. Sungai Betung, Menengah

9. Suti Semarang, Menengah

10. Teriak, Menengah

11. Tujuh Belas, Menengah

Kabupaten Melawi

1. Belimbing Hulu, Menengah

2. Ella Hilir, Menengah

3. Pinoh Selatan, Menengah

4. Sayan, Menengah

5. Sokan, Menengah

6. Tanah Pinoh Barat, Menengah

Kabupaten Mempawah

1. Anjongan, Menengah-Tinggi

2. Mempawah Hilir, Menengah

3. Sadaniang, Menengah

4. Segedong, Menengah

5. Sungai Kunyit, Menengah

6. Sungai Pinyuh, Menengah

7. Toho, Menengah-Tinggi

Kabupaten Sambas:

Sajingan Besar, Menengah-Tinggi

Kabupaten Sanggau:

1. Balai, Menengah

2. Entikong, Menengah

3. Meliau, Menengah

4. Tayan Hilir, Menengah

5. Tayan Hulu, Menengah

6. Toba, Menengah

Kabupaten Sekadau:

1. Nanga Mahap, Menengah

2. NangaTaman, Menengah

Kabupaten Sintang:

1. Ambalau, Menengah-Tinggi

2. Kayan Hilir, Menengah

3. Kayan Hulu, Menengah-Tinggi

4. Ketungau Hulu, Menengah

5. Ketungau Tengah, Menengah

6. Menukung, Menengah

7. Sepauk, Menengah

8. Serawai, Menengah-Tinggi

9. Tempunak, Menengah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Bandang Terjang Entikong, Ratusan Rumah Rusak dan 253 Keluarga Mengungsi",
Penulis : Kontributor Pontianak, Hendra Cipta
Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved