Soal dan Jawaban TVRI 30 Juni Nihil, Ada Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat Asal Usul Kerajaan Tangko
Khusus untuk Cerita Rakyat yakni dari Nusa Tenggara Barat tentang asal usul kerajaan Tangko serta Biwar sang penakluk Naga, cerita rakyat dari Papua
Penulis: Dhita Mutiasari | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Siaran Belajar dari rumah (BDR) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini tayang di TVRI kembali hadir untuk pekan ke-12 Selasa (30/6/2020) pagi.
Program BDR ini sebagai alternatif kegiatan pembelajaran selama anak belajar di rumah karena terdampak masa pandemi Covid-19.
Pada pekan ini, siswa masih memasuki masa liburan sehingga dalam program belajar dari rumah ini tanpa dilengkapi soal dan jawaban.
Namun siswa disuguhkan tayangan edukatif yang bisa disaksikan oleh siswa PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK sederajat.
• Jadwal TVRI Hari Ini Selasa 30 Juni 2020 untuk SD SMP & SMA, Ada Kidi & Widi hingga Dokumenter
Diantaranya adalah Kidi & Widi: Aku Bisa mengenal Warna untuk anak PAUD, kemudian Cerita Rakyat: Legenda dari Nusa Tenggara Barat dan Papua untuk siswa SD, ada pula tayangan dokumenter Serba-serbi Pertanian Kota di Amerika dan Diaspora: Orang Indonesia Berprestasi di Kancah Internasional.
Adapula materi Vokasi Hobi Main Game bisa Menghasilkan Uang hingga Seru Belajar Kebiasaan Baru: Panduan Pembelajaran di TA 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19 sebagai tayangan keluarga.
Khusus untuk Cerita Rakyat yakni dari Nusa Tenggara Barat tentang asal usul kerajaan Tangko serta Biwar sang
penakluk Naga, cerita rakyat dari Papua.
Asal Usul Kerajaan Tangko
Dilansir dari dongengceritarakyat.com, cerita asal usul Kerajaan Tangko dikenal dengan Kisah Sari Bulan.
Kisah Sari Bulan yang merupakan Cerita Rakyat Nusa Tenggara Barat lebih dikenal dimasyarakat dengan judul Kembalinya Istri Datu Pandai.
Datu Panda`i adalah putra mahkota kerajaan di Sumbawa. Suatu hari, ia bermimpi menikahi seorang gadis yang sangat cantik. Dalam mimpinya, ia memanggil gadis itu “Sari Bulan”. Begitu terjaga, Datu Panda’i bertekad untuk mencari Sari Bulan dan menikahinya. Jadi, ia memohon pada ayahnya agar diizinkan berlayar mencari gadis dalam mimpinya itu.
Selama perjalanan, Datu Panda’i bersama pengawal-pengawalnya sering menemui kesulitan. Tapi pada hari ke-672, mereka mendapat petunjuk. Saat itu, mereka tengah kehabisan air. Mereka berlabuh di sebuah pulau kecil untuk mencari mata air. Saat itulah mereka melihat di pinggir sebuah sungai sekelompok wanita cantik sedang bersenda gurau. Salah satu di antara mereka berseru, “Sari Bulan, kemarilah!”
Datu Panda’i terkesiap. Wanita yang dipanggil Sari Bulan itu benar-benar cantik, persis seperti dalam mimpinya.
Datu Panda’i memberanikan diri untuk berkenalan denggn Sari Bulan. Ternyata, ayah Sari Bulan berada tak jauh dari sungai itu. Ia sedang menyiapkan peralatan untuk menangkap ikan.
“Paman, aku datang ke sini untuk mencari istri. Aku bermimpi menikah dengan Sari Bulan, maka izinkanlah kami menikahinya sekarang,” kata Datu Panda’i pada ayah Sari Bulan.