Indonesia Lawyers Club
ILC Hari Ini Bahas Kemarahan Presiden Jokowi, Simak ILC Tv One Malam Ini di Streaming Tv One Berikut
Video kemarahan pidato Presiden Joko Widodo atau yang juga akrab disapa Presiden Jokowi yang marah 'tersebut' pun lantas tersebar di YouTube.
Kepala Negara lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
• ILC TV One Malam Ini? Nanti Dulu, Lihat Karni Ilyas Komentari Liverpool Gagal Juara Tak Terulang
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.
Peneliti Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Arya Fernandes menilai, Presiden Jokowi sengaja melempar spekulasi perombakan atau reshuffle kabinet dengan memublikasikan video tersebut.
Namun, menurut Arya, melempar spekulasi reshuffle tidak elok dilakukan dalam situasi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Sebab, dengan adanya spekulasi tersebut, perhatian para menteri justru tertuju pada upaya mengamankan posisinya masing-masing.
Para menteri kemungkinan mencari posisi aman melalui partai.
Dengan begitu, partai akan melakukan berbagai manuver untuk mencegah kadernya terkena reshuffle.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Ujang Komaruddin menilai, dipublikasikannya video yang merekam kejengkelan Presiden Joko Widodo terhadap anggota kabinet merupakan strategi komunikasi politik.
"Itu strategi komunikasi politik Istana agar menteri bekerja keras dan agar para menteri tidak bisa tidur karena takut di-reshuffle (diganti)," ujar Ujang.
Selain itu, Ujang juga mencatat ada poin Jokowi ingin menekankan kinerja menteri-menteri harus seirama dengan Presiden.
• Tema ILC Tv One Selasa 30 Juni Dibuka Karni Ilyas, Ada Netizen Malah Minta Kupas PPDB Jakarta 2020
Jokowi tidak ingin saat dirinya menerapkan kebijakan tertentu, menterinya malah melakukan hal berbeda.
Dia pun melihat selama ini para menteri Kabinet Indonesia Maju tidak bisa menerjemahkan keinginan Presiden.
Ujang sekaligus menilai, apa yang dilakukan Istana sebagai strategi komunikasi ke dunia internasional.
Tujuannya, menegaskan kepada dunia bahwa Indonesia serius dalam menangani pandemi virus corona.
Adapun Kepala Badan Komunikasi Strategi DPP Partai Demokrat Ossy Dermawan mempertanyakan mengapa video tersebut baru dipublikasikan kepada publik 10 hari setelah kejadian.