Apa Benar Kencing Manis Bisa Menyebabkan Kaki Diamputasi? Cek Yuk!

Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi DM di Indonesia tertinggi ditemukan pada kelompok umur 55-64 tahun, yaitu sebesar 6,3%.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
dr Chelwy Joycestio Vrixander dan Eric Herrianto Dwiputra SKed 

Apa Benar Kencing Manis Bisa Menyebabkan Kaki Diamputasi? Cek Yuk!

MUNGKIN bagi Tribunners kencing manis (atau diabetes mellitus/DM) bukanlah hal yang baru lagi. Kencing manis juga ternyata umum disandang, terutama pada orang-orang lanjut usia.

Hal ini dibuktikan bahwa berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi DM di Indonesia tertinggi ditemukan pada kelompok umur 55-64 tahun, yaitu sebesar 6,3%.

Sebagai suatu penyakit dengan komplikasi yang sangat banyak juga, penyakit kencing manis atau diabetes mellitus adalah penyakit yang tidak boleh dianggap remeh.

Komplikasi tersebut meliputi kerentanan infeksi, risiko serangan jantung, stroke, kerusakan mata, kerusakan saraf tepi, gagal ginjal, dan lain-lain.

Komplikasi yang tak jarang muncul selain itu adalah luka pada kaki, yang seringkali susah sembuh hingga perlu diamputasi.

Kok bisa? Tribunpontianak.co.id merangkum tulisan dari dua dokter muda Kalbar yakni dr Chelwy Joycestio Vrixander dan Eric Herrianto Dwiputra SKed.

Yuk kita bahas sedikit alasan mengapa pada penyandang diabetes tidak terkontrol seringkali memerlukan tindakan amputasi.

Seperti yang kita ketahui bahwa diabetes ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (hiperglikemia).

Nah, kadar gula yang tinggi adalah “biang” penyebab dari kerusakan komponen sistem saraf tepi, pembuluh darah, dan imun.

Kondisi hiperglikemia ini menyebabkan stress oksidatif terhadap sel-sel saraf dan menyebabkan gangguan saraf (neuropati). Gangguan saraf ini meliputi:

1. Gangguan sensorik (perabaan) berupa mati rasa, sehingga penyandang diabetes sering tidak menyadari terdapat luka.

2. Gangguan motorik (deformitas) berupa abnormalitas struktur otot dan sendi.

3. Gangguan otonomik berupa kerusakan fungsi kelenjar keringat, sehingga menyebabkan penurunan kelembaban dan pada akhirnya kerusakan kulit.

Kerusakan gangguan pembuluh darah terjadi pada arteri yang menyebabkan penyempitan arteri dan pengentalan darah.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved