Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad (UAS) Tanya Rocky Gerung soal Rasa Takut Ketika Mengkritik Penguasa

Banyak hal yang menjadi topik perbincangan antara Rocky Gerung dengan Ustadz Abdul Somad.

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube Ustadz Abdul Somad Official
Diskusi Ustadz Abdul Somad (UAS) dan Rocky Gerung 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Dai kondang Ustadz Abdul Somad (UAS) mendapat kesempatan untuk diskusi dengan pengamat politik Rocky Gerung.

Diskusi yang disiarkan secara langsung di channel Youtube Ustadz Abdul Somad Official itu digelar Sabtu (20/6/2020) malam.

Banyak hal yang menjadi topik perbincangan antara Rocky Gerung dengan Ustadz Abdul Somad.

Satu di antaranya terkait kritik terhadap penguasa.

UAS menanyakan, apakah Rocky Gerung tidak takut mengkritik penguasa?

''Bung Rocky tidak pernah ada rasa takut terhadap kekuasaan (saat menyampaikan kritik)? Karena kritik itukan mengerikan,'' tanya UAS.

Niat dan Tata Cara Solat Gerhana Matahari Sendiri di Rumah Minggu 21 Juni 2020 Hari Ini

Menjawab hal itu, Rocky Gerung mengatakan, dirinya bukan orang politik.

Dirinya juga tidak punya kemampuan mengakumulasi massa.

''Jadi apa yang ditakutkan? Karena saya anggap saya tidak mengutuk kekuasaan, saya mentertawakan kekuasaan,'' ungkap Rocky.

''Orang bilang saya mengkritik, enggak. Saya tertawa karena kelucuan-kelucuan kebijakan,'' katanya.

Rocky Gerung mengatakan, jika melakukan kritik tentu dirinya menyampaikan dengan serius, 

''Dan orang ketawa nggak ada larangan ya,'' kata UAS menimpali.

''Ketawa itukan justru jalan outlet dari kebuntuan pikiran. Justru saya membantu politisi agar ketawa aja,'' katanya.

Rocky mengatakan, jika dirinya punya kepentingan dengan kritik yang disampaikan, tentu akan membuat partai baru.

''Partai Air Raksa Nasional, misalnya. Partai Air raksa pancasilais,'' ungkap Rocky gerung disambut tawa UAS.

Rasa Jadi Dosen Dian Sastro

Jelang akhir siaran langsung, Ustadz Abdul Somad ( UAS ) melontarkan pertanyaan yang menurutnya cukup serius.

UAS menayakan bagaimana rasanya pernah menjadi dosen artis cantik Dian Sastrowardoyo.

Rocky Gerung pun langsung tertawa mendengar pertanyaan sang Ustadz.

Seperti diketahui, Dian Sastro pernah kuliah S-1 Jurusan Filsafat, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia ( UI ).

Artis kelahiran 16 Maret 1982 itu lulus pada Juli 2007 silam.

Kala itu, Rocky Gerung bertindak sebagai dosen pembimbing skripsi artis bernama lengkap Diandra Paramita Sastrowardoyo tersebut.

Lantas bagaimana rasanya pernah membimbing Dian Sastro seperti ditanyakan UAS?

Pengamat politik yang juga akademisi tersebut justru menganggap pertanyaan ini paling membahagiakan apalagi ditanya seorang Ustadz.

“Hahahahaha....ini pertanyaan yang paling membahagiakan yang pernah diucapkan oleh seorang Ustaz. Hahaha..kalau wartawan gampang,” kata RG.

Berikut perbincangan keduanya tentang Dian Sastro:

UAS: Saya ada pertanyaan yang cukup serius Bung Rocky

RG: Oke

UAS: Apa sih rasanya jadi dosen Dian Sastro?

RG. Hahahahaha....ini pertanyaan yang paling membahagiakan yang pernah diucapkan oleh seorang Ustaz. Hahaha..kalau wartawan gampang.

Pertanyaan saya, mengapa pertanyaan itu harus dikhususkan ditanyakan oleh Ustaa Abdul Somad.

Oke, Dian orang selalu tanya apa yang spesifik dari Dian Sastro, Enggak ada yang spesifik sebetulnya.

Cuman pada waktu itu, Dian Sastro itu publik figur, orang yang dikenal luas termasuk di stasiun TV.

Mata kamera selalu membuntuti dia. Lalu dia masuk departemen filsafat, saya kebetulan ngajar di situ, waktu Dian masuk.

Saya tahu perkembangan intelektualnya tuh.

Waktu Dia mau bikin skripsi, Dia minta saya pembingbingnya, saya bilang minta izin dulu pada ketua departemen, supaya enggak ada gosip gitu.

Ketua departemen bilang oke, maka saya bimbing skripsi dia.

Selama pembimbingan, karena dia publik figur, sudah pasti macam-macam perspektif ada.

Kemudian masuk hari ujian, ini harus saya terangkan supaya orang juga belajar dari event semacam ini.

Waktu masuk ujian, biasasnya di UI (Universitas Indonesia. Red), pembimbing itu memberi nilai.

Nah, pembimbing biasanya memberi yang bagus supaya bimbingannya lulus kan?

Yang kedua, ujian itu tertutup. Hanya beberapa dosen yang ada di situ yang boleh ikut.

Nah, saya merasa oke, ini banyak isu maka saya bilang oke saya mau lawan ketentuan di UI.

Saya bilang ujian akan terbuka, semua orang boleh nonton pembelaan skripsinya Dian Sastro.

Bahkan pers boleh datang, mahasiswa boleh datang, semua dosen.

Itu pertama kali. Saya terobos aturan itu, karena saya mau bilang harus fear.

Kalau Dian enggak bisa jawab, Dia akan diolok-olok oleh satu kampus UI.

Lain kalau tertutup kan bisa saling membahagiakan, jadi saya bilang terbuka saja.

Lalu saya bilang ke Dian dan pada pimpinan departemen.

Saya bilang saya pembimbingnya, tapi saya tidak akan kasih nilai.

Kalau dia memang bodoh kasih Dia nilai D. Kalau Dia pintar kasih Dia A.

Akhirnya itu disepakati. Itu pertama kali pembimbing tidak kasih nilai. Supaya fera gitu, kalau saya kasih nilai pasti akan saya luluskan.

Saya bilang Dian, Anda harus fight sendiri dengan argumen.

Hasilnya apa, sidang terbuka, saya tidak kasih nilai. Dian Sastro dapat A.

Jadi saya bilang, kalau orangnya pintar lihat aja kepintarannya.

Jangan ditambah-tambah dengan variabel keartisan dan cantik, segala macam itu enggak ada urusan.

Jadi otak hanya bernilai otak, itu poinnya tuh. Dalam politik juga harusnya begitu.

UAS: Jawaban yang luar biasa.

Simak selengkapnya dalam video berikut ini:

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved