Korban Jiwa Konflik Perbatasan, India Laporkan Tentaranya Dianiaya dan Dimutilasi China
Korban itu merupakan yang pertama kali terjadi sejak perseteruan dua negara nuklir; China dan India pada 1975.
Respons China
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi pada Kamis (18/6/2020) memperingatkan New Delhi untuk tidak meremehkan tekad Beijing dalam melindungi apa yang dianggap mereka berdaulat.
Wang Yi mengatakan China menuntut agar India melakukan penyelidikan menyeluruh dan 'menghukum keras' mereka yang terlibat dan harus bertanggung jawab.
"Pihak India sebaiknya tidak membuat penilaian yang salah terhadap situasi, lebih baik tidak meremehkan tekad kuat China untuk mengamankan wilayah kedaulatannya," kata Wang dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri.
Rekaman menunjukkan artileri dan tank menghancurkan lanskap gurun saat 7.000 serangan simulasi infanteri terhadap posisi yang dibentengi.
Masih belum jelas kapan pelatihan berlangsung, tetapi CCTV mengatakan itu dilakukan oleh tentara China (Chinese People Liberation Army) yang ditempatkan di Wilayah Militer Tibet, yang menangani ancaman dari negara-negara di sekitar Tibet, termasuk India.
China mengklaim sekitar 35.000 mil persegi (wilayah di timur laut India, sementara India mengatakan China menempati 15.000 mil persegi wilayahnya di Dataran Tinggi Aksai Chin di Himalaya, bagian yang berdekatan dari wilayah Ladakh.
India secara sepihak mendeklarasikan Ladakh sebagai wilayah federal sementara memisahkannya dari Kashmir yang disengketakan pada Agustus 2019.
Dan China termasuk di antara segelintir negara yang mengecam keras langkah itu, mengangkatnya di forum internasional termasuk Dewan Keamanan PBB.
Ribuan tentara di kedua belah pihak berhadapan selama sebulan di bentangan terpencil Garis Kontrol Aktual (LAC) sepanjang 2.100 mil, perbatasan yang didirikan setelah perang antara India dan China pada 1962 yang mengakibatkan gencatan senjata yang tidak mudah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Konflik Perbatasan, India Laporkan Tentaranya Dimutilasi Tentara China".
Penulis : Miranti Kencana Wirawan
Editor : Miranti Kencana Wirawan